Pemerintah Gaza: Israel Tunda Pelaksanaan Ketentuan Kemanusiaan Gencatan Senjata di Gaza

Warga palestina di antara reruntuhan bangunan setelah serbuan Israel ke kota Gaza, Palestina. [Anadolu]
Kota Gaza (MediaIslam.id) – Pemerintah Gaza mengumumkan, pihak Israel menunda pelaksanaan ketentuan kemanusiaan dalam kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari lalu.
“Meskipun sudah 20 hari sejak kesepakatan berlaku, situasi kemanusiaan tetap kritis akibat hambatan yang dilakukan Israel,” ungkap Kepala Kantor Media Pemerintah Gaza, Salama Marouf, dalam konferensi pers di Rumah Sakit Al-Ahli Baptist, Kota Gaza, pada Jumat (07/02).
Baca juga: Hamas: Israel Tunda-Tunda Akses Bantuan Kemanusiaan ke Jalur Gaza
Salama menjelaskan, kesepakatan tersebut mengharuskan masuknya 600 truk bantuan setiap hari, termasuk 50 truk bahan bakar, serta penyediaan 60.000 unit hunian darurat, 200.000 tenda, generator, suku cadang, panel surya, dan material untuk rekonstruksi Gaza.
Selain itu, kesepakatan juga mencakup pengangkatan puing-puing, rehabilitasi fasilitas kesehatan, roti, serta infrastruktur, serta memastikan pergerakan pasien dan korban luka melalui perbatasan Rafah.
Namun, menurut Salama, sejak 19 Januari, hanya 8.500 truk yang memasuki Gaza, jauh di bawah target 12.000 sesuai perjanjian.
Ia menambahkan bahwa sebagian besar truk yang masuk hanya membawa paket makanan, buah, dan sayuran, sementara bantuan krusial seperti perlengkapan tempat tinggal dan alat medis sengaja ditunda.
“Hanya 10 persen dari jumlah tenda yang dibutuhkan telah masuk ke Gaza, dan Israel belum mengizinkan satu pun unit hunian darurat dikirimkan,” kata dia.
Terkait pasokan bahan bakar, Salama mengungkapkan, hanya 15 truk yang diizinkan masuk setiap hari, jauh di bawah angka yang disepakati, yakni 50 truk. Hal ini berdampak besar pada rumah sakit dan layanan publik lainnya.
Salama juga mencatat bahwa organisasi internasional telah memberi tahu otoritas Gaza.
“Israel menolak mengoordinasikan masuknya material dasar yang diperlukan untuk memperbaiki jaringan air dan limbah di Gaza utara.”
Ia menyerukan kepada masyarakat internasional agar tidak tinggal diam menghadapi bencana kemanusiaan ini, serta memperingatkan bahwa “Israel menggunakan taktik pengepungan sebagai bentuk genosida dan pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina.”
Selain itu, Salama menekankan bahwa kurangnya alat berat untuk membersihkan 55 juta ton puing menghambat upaya menemukan jenazah korban yang masih tertimbun reruntuhan. [Anadolu]