Muslimah Cantik itu yang Bagaimana?

 Muslimah Cantik itu yang Bagaimana?

Ilustrasi: Muslimah [foto: pixabay]

CANTIK, bagaimana ukurannya? Apakah perempuan cantik itu adalah mereka yang berkulit putih, badan tinggi, rambut hitam dan lurus, hidung mancung dan bentuk wajahnya tirus?

Sebagian besar orang akan menjawab itulah kritera cantik. Apalagi ditambah dengan tayangan iklan yang masif di berbagai media yang menunjukkan bila kritera seperti di atas itulah yang dimaksud cantik. Padahal kepentingan mereka adalah bisnis. Kepentingan industri kecantikan.

Lalu, bagaimana sejatinya cantik itu bagi seorang muslimah?

Kaum muslimah semestinya tidak menilai kepribadian mereka berdasar sesuatu yang sangat dangkal, seperti kecantikan. Demikian pula, tidak selayaknya kaum Muslimah memandang rendah diri mereka karena dianggap gagal memenuhi harapan-harapan masyarakat untuk memperoleh predikat “Wanita Cantik”.

Kaum Muslimah harus menyadari sepenuhnya, bahwa citra kecantikan seperti itu hanyalah sebuah mitos yang dimanfaatkan untuk mengalihkan pemikiran dari pertanyaan-pertanyaan yang sangat penting dalam hidup ini, seperti apakah tujuan hidup yang hakiki atau bagaimana mengatur kehidupan umat manusia dengan cara yang benar. Demikian ditulis dalam buku “The Western Beauty Myth.”

Kaum muslimah seharusnya memahami bahwa landasan yang menjadi tolok ukur untuk menilai kepribadian dirinya bukanlah kecantikan wajahnya, tetapi pemikiran dan perilakunya. Ia semestinya menilai dirinya dengan ukuran sejauh mana ketaatannya sebagai seorang hamba kepada Sang Khaliq, serta kuantitas dan kualitas amal perbuatannya dalam melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya semata-mata untuk meraih keridlaan-Nya.

Inilah yang menjadi ukuran keberhasilan dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Inilah kunci untuk mendapatkan kebahagiaan yang abadi di surga. Allah SWT mengungkapkannya dalam surat al-Ahzab:

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta’atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. al-Ahzab [33]: 35)

Oleh karena itu, seorang Muslimah semestinya mengukur kepribadiannya atas dasar ketakwaannya kepada Allah SWT. Sebab, dengan ketakwaan inilah Sang Khaliq menilai umat manusia, dan dengan ukuran ini pula Dia meninggikan derajat seorang manusia dari manusia lainnya. Allah SWT berfirman dalam surat al-Hujurat:

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. (QS. al-Hujurat [49]: 13)

Rasulullah Saw juga menjelaskan dalam khotbah beliau yang terakhir, bahwa tidak ada kelebihan seorang manusia atas manusia lainnya, kecuali atas dasar ketakwaan dan amal salehnya.

Oleh karena itu, perjuangan yang seharusnya dilakukan oleh kaum muslimah dalam hidup ini adalah untuk membangun kepribadian Islam seutuhnya dan berusaha menerapkan hukum-hukum Allah SWT dalam kehidupan pribadinya, di tengah keluarganya, serta dalam kehidupan masyarakat.

Perjuangan kaum muslimah bukan diarahkan untuk sekadar mendapatkan kecantikan atau meniru pola pikir masyarakat Barat yang dangkal. Rasulullah Saw pernah bersabda:

«اَلدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِهَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ»

Dunia dan segala isinya adalah perhiasan, tetapi sebaik-baik perhiasan di dunia adalah perempuan yang salehah. [SR]