Muhammad Rasyid Ridha, Sang Shahibul Manar

 Muhammad Rasyid Ridha, Sang Shahibul Manar

Syekh Muhammad Rasyid Ridha

Kelahiran dan Pertumbuhannya

Imam As-Sayyid Muhammad Rasyid Ridha dilahirkan pada 27 Jumadil Ula 1282 H di desa Qalmun, Lebanon, terletak di sebelah selatan Tripoli Syam.

la tumbuh dan berkembang di tengah keluarga yang dikenal dengan ilmu, kepemimpinan, dan nasihat. Kakek buyutnya mendirikan Masjid Qalmnun. Khilafah Utsmani pada saat itu memberinya kepercayaan untuk menjadi imam dan khatib di masjid itu. Kepercayaan itu terus diwarisi turun temurun hingga masa Sayyid Rasyid Ridha rahimahullah.

Dalam buku “Al-Manar wa Al-Azhar”, Sayyid Rasyid Ridha menggambarkan keluarganya dengan berkata, “Saya pernah hidup bersama ulama besar Tripoli, pemimpin dan pembesarnya. Mereka tinggal di rumah kami berhari-hari di musim panas.”

Sekolah dan Pelajarannya

Ilmu-ilmu dasar ia pelajari pada Kuttab di desanya, Qalmun, seperti ilmu membaca Al-Qur’an, khath, dan berhitung. Setelah itu, ia masuk Madrasah Ar-Rusydiyyah di Tripoli. Di sana ia belajar dasar-dasar sharaf, nahwu, berhitung, geografi, ilmu al-hal -akidah dan ibadah-, dan bahasa Turki.

Selanjutnya, ia masuk Madrasah Al-Wathaniyyah Al-Islamiyyah. Di sana ia belajar ilmu-ilmu yang berhubungan dengan bahasa Arab, syariat, manthiq, matematika, filsafat, dan ilmu pengetahuan alam kepada sang guru yang bernama Al-Allamah Syekh Husain Al-Jisr Al-Azhari. Dialah yang merintis sekolah dan menentukan program pembaharuannya.

la berkata tentang dirinya, “Saya sangat senang mempelajari buku-buku sastra dan tasawuf. Buku tasawuf yang paling saya kagumi adalah “lhya’ Ulum Ad-Din.” Berulang kali saya membacanya. Buku itu telah banyak memengaruhi keberagamaan, perilaku, ilmu, dan amal saya.” Dan, ia juga berkata, “Saya telah menulis syair atau puisi sebelum membaca ilmu-ilmu yang berhubungan dengan bahasa Arab (al-ulum al-arabiyyah). Bahkan, saya hampir dikenal sebagai penyair.”

Guru-gurunya selain Syekh Husain Al-Jist, antara lain:

Al-Allamah Syekh Mahmud Tasyabah, yang mengajarinya hadits dan fikih madzhab Syafi’i.

Al-Allamah Syekh Abdul Ghani Ar-Rafi’i, yang mengajarinya ilmu-ilmu hadits, sastra, dan tasawuf.

Al-Allamah Al-Muhaddits Al-Abid Syekh Abu Al-Mahasin Muhammad Al-Qawaqaji Al-Kabir, yang memberinya banyak kontribusi dalam bukunya “Al-Ahadits Al-Musalsalah”, juga sebagian dalam buku “Al-Mu’jam Al-Wajiz.”

Beberapa teman bergaulnya, seperti: Ustadz Muhammad Al-Husaini, Syekh Muhammad Kamil- putra Syekh Abdul Ghani Ar-Rafi’i, Al-Allamah An-Nasik Az-Zahid Syekh Abdul Baqi Al-Afghani yang merupakan ulama besar di bidang logika dan filsafat.

Selain itu, Ustadz Syekh Abdul Majid Al-Maghribi, Ustadz Syekh Muhammad Rahim, Syekh Shalih Ar-Rafi’i, Al-Allamah Al-Faqih As-Syair Syekh Isma’il Al-Hafizh, dan Sayyid Abdul Hamid Az-Zahrawi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *