Modal Awal Bank Terbesar di Indonesia Ini Tenyata Uang Kas Masjid
Ilustrasi: Kantor Afdeelings Bank atau Bank Kredit Rakyat di Kota Tegal pada 1950.
Wirjaatmadja memiliki ide untuk menjadikan uang kas itu sebagai sarana menolong guru supaya tak lagi minjam ke rentenir. Selain guru, para pegawai dan petani juga bisa meminjam.
Upaya Wiriaatmadja ini semakin maju pada tahun berikutnya. Pada 16 Desember 1895, upaya Wirjaatmadja itu kemudian berhasil membentuk bank simpan pinjam De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden. Dia membentuk bank bersama Raden Atma Soepradja, R. Atma Soebrata dan R. Djaja Soemitra.
Bank untuk pemuka Bumiputra itu bergerak dinamis. Dari pemuka Bumiputra, bank ini berusaha menyentuh ke lapisan lebih bawah lagi. Pada 1897, namanya berganti menjadi Poerwokertosche Hulp en Spaar Landbouw Credietbank. Dari namanya bank ini disasar ke kaum tani.
Bank ini lalu dikenal sebagai Volksbank (Bank Rakyat) dan kadang disebut sebagai bank desa. Menariknya, salah satu pegawai bank desa tersebut adalah pemuda bernama Soeharto yang kelak jadi Presiden RI ke-2. Seiring waktu, bank ini terus mengalami perubahan nama.
Berdasar Staatsblad No. 82 tahun 1934, bank ini menjadi bank umum kredit rakyat alias Algemene Volkscrediet Bank (AVB) sejak 19 Februari 1934. Lalu, di zaman pendudukan Jepang, AVB diubah menjadi Syomin Ginko.
Setelah Indonesia merdeka, namanya lalu berganti menjadi Bank Rakjat Indonesia (BRI). Di tangan pemerintah Indonesia pula, BRI diambilalih menjadi bank milik negara.
BRI dari Masa ke Masa
Kini Hari Ulang Tahun (HUT) BRI diperingati setiap 16 Desember. Tanggal tersebut merupakan tanggal saat Wirjaatmadja mendirikan bank simpan pinjam “De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden” yang menjadi cikal bakal lahirnya BRI.
Pada saat mulai beroperasi secara resmi, bank tersebut berganti nama menjadi “Hulp en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren,”. Kemudian dikenal sebagai Bank Perkreditan Rakyat yang pertama di Indonesia.
Bank ini telah melewati sejarah panjang dan mengalami berkali-kali pergantian nama dengan kronologi sebagai berikut seperti dirangkum dari buku “Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi”:
Pada 1897 bernama “Poerwokertosche Hulp en Spaar Landbouw Credietbank” yang kemudian di kalangan masyarakat pada waktu itu lebih dikenal sebagai “Volksbank” atau “Bank Rakjat”.
Pada 1934, bank ini berubah nama lagi menjadi “Algemeenevolkscredietbank (AVB)”
