Misi Pembebasan Palestina

 Misi Pembebasan Palestina

UBN memimpin Indonesia Peace Convoy “Road to Freedom for Palestine,” Sabtu (27/07/2024)

Shalahudin berhasil mengalahkan tentara Salib dalam pertempuran Hattin. Baitul Maqdis berhasil dikuasai kembali di pertengahan Rajab 583 H, bertepatan dengan 20 September 1187 M.

Dua pemimpin tentara Salib, Reynald dari Chatillon dan Raja Guy de Lusignan dibawa ke hadapan Shalahuddin. Reynald dihukum mati sebagai hukuman atas kekejamannya terhadap kaum muslimin, sedangkan Raja Guy dibiarkan pergi, karena ia tidak melakukan kekejaman yang serupa. Shalahudin merebut kembali Baitul Maqdis setelah 88 tahun lamanya dikuasai oleh tentara Salib.

Salahuddin dan tentaranya memperlakukan orang-orang Nasrani dengan kasih sayang dan keadilan yang agung, dan menunjukkan kepada mereka kasih sayang yang lebih dibanding yang diperlihatkan oleh pemimpin mereka. Sebuah pemerintahan yang dibangun di atas dasar Islam membuktikan bahwa orang-orang dari keyakinan berbeda dapat hidup bersama dengan damai dan tentram.

Kenyataan ini terus ditunjukkan selama 800 tahun setelah Salahuddin, khususnya selama pemerintahan Kekhalifahan Turki Utsmani.

Sultan Abdul Hamid II, Yahudi dan Palestina

Di berbagai wilayah Eropa, seperti Andalusia (Spanyol) dan Rusia, Yahudi terus mengalami tekanan yang hebat. Mereka diusir dan melarikan diri karena takut menghadapi proses inkuisisi. Mereka akhirnya menghadap ke Sultan di Istanbul. Oleh Sultan, Yahudi akhirnya diizinkan untuk menetap di Izmir, wilayah Adrianapole, kota Bursah dan kawasan-kawasan Utara dan Barat Anatolia.

Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi dalam kitabnya “Ad Daulah Al Utsmaniyah Awamil An Nuhudh wa Asbab As Suquth” menjelaskan, di bawah pemerintahan Utsmani yang menerapkan syariah Islam, orang-orang Yahudi menikmati indahnya syariah Islam dan mendapatkan kebebasan luas.

Selain mendapatkan perlindungan, mereka juga memperoleh kesejahteraan dan kemerdekaan yang sempurna. Bahkan sebagian dari mereka mendapatkan jabatan strategis dalam pemerintahan, seperti yang dialami oleh seorang Yahudi, John Joesef Nasi.

Namun, kebaikan pemerintahan Utsmani itu mereka balas dengan persekongkolan yang sangat jahat. Kelompok Yahudi Dunamah yang dibentuk oleh Syabtay Zivi melancarkan operasi untuk memuluskan rencana Bani Israel kembali ke Palestina.

Kelompok inilah yang memiliki andil besar dalam menghancurkan nilai-nilai Islam di tengah masyarakat dengan menyebarkan pemikiran kufur, freemasonry, menyerukan free sex, dan menggunakan Organisasi Persatuan dan Pembangunan (al Ittihad wa at Taraqqiy) untuk menyerang kekhilafahan.

Merekalah kelompok yang sangat memusuhi Sultan Abdul Hamid II dan berusaha menyingkirkannya. Orang-orang Yahudi Dunamah ini dianggap sebagai kelompok pertama dan pondasi bagi gerakan Yahudi Internasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 × 2 =