Mimpi Umar bin Abdul Aziz
Ilustrasi
Tak lama kemudian, sang penyeru tadi keluar dan berkata, “Di mana Umar bin Abdul Aziz?” Aku berdiri, lalu masuk ke dalam istana. Sesampainya aku di dalam istana, kulihat Nabi Saw. Abu Bakar berada di sisi kanan beliau. Umar berada di sisi kiri beliau. Utsman dan Ali berada di depan beliau. Aku bertanya, “Di mana aku boleh duduk?” Aku lalu duduk di sisi Umar.”
Aku melihat seorang pemuda berwajah rupawan duduk di antara Nabi Saw dan Abu Bakar. Aku bertanya kepada Umar bin Al-Khathab, “Siapa anak muda itu?”
Umar bin Al-Khathab menjawab, “Isa Putra Maryam Alaihissalam.” Tak lama kemudian, Utsman bin Affan keluar. Dia berkata, “Segala puji bagi Allah, Tuhanku yang telah menolongku” Kemudian Ali bin Abi Thalib keluar. Dia berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah mengampuniku”
Kemudian, namaku dipanggil, “Di mana Umar bin Abdul Aziz?”
Aku pun berdiri. Aku menghadap Tuhanku, dan Dia menghitung amal perbuatanku. Dia menanyai aku tentang hartaku yang sedikit lagi tak berharga. Aku takut tidak bisa selamat dari pertanyaan itu. Kemudian aku berdiri. Lalu dikatakan kepadaku, “Tetaplah istiqamah! Pertahankan apa yang selama ini kau lakukan!”
Ketika aku berjalan, ada seonggok bangkai yang baunya menganggu semua makhluk. Kutendang bangkai itu dengan kakiku. Aku bertanya kepada orang yang bersamaku, “Bangkai siapa ini?”
Pertanyaanku dijawab, “Ini adalah bangkai Al-Hajjaj bin Yusuf.”
Kutendang Al-Hajjaj. Lalu aku bertanya kepadanya, “Apa yang telah dilakukan Allah padamu, wahai Hajjaj?”
“Wahai Amirul Mukminin, aku telah membunuh manusia. Setiap nyawa yang kubunuh dibalas dengan satu pedang dari api. Aku telah membunuh Said bin Jubair 72 tusukan.”
“Bagaimana akhir nasibmu?”
