Menyiapkan Dai untuk Wilayah Pedalaman
BERDAKWAH merupakan kewajiban setiap orang beriman. Namun, untuk terjun ke dunia dakwah membutuhkan persiapan yang matang dan serius.
Menyiapkan SDM dai yang memiliki kemampuan berdakwah secara komprehensif sesuai yang pernah diajarkan oleh Nabi Muhammada Saw sudah banyak dilakukan oleh organisasi dan lembaga pendidikan Islam.
Lembaga pendidikan tinggi seperti Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah (STID) Mohammad Natsir salah satu tempat penggodokan da’i yang sudah berkiprah lebih dari 20 tahun.
STID Mohammad Natsir yang berdiri lebih dari 20 tahun (didirikan tahun 1999) sudah menghasilkan ribuan lulusan yang diterjunkan di berbagai pelosok Indonesia termasuk wilayah pedalaman yang minim da’i.
“STID menyiapkan ornag-orang yang (siap) mengembangkan dakwah,” kata Dr. Dwi Budiman Asiroji, Ketua STID Mohammad Natsir.
Mereka, para lulusan STID Mohammad Natsir, dipersiapkan untuk mengabdikan diri dalam dakwah sepanjang hidupnya. Setelah dua tahun melaksanakan program pengabdian di daerah (termasuk daerah pedalaman), lulusan STID Mohammad Natsir biasanya terjun dalam dakwah di masyarakat di daerah asal masing-masing.
Tantangan yang dihadapi STID Mohammad Natisr tak hanya terkait dengan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang siap terjun ke medan dakwah, selama ini pesoalan keuangan menjadi bagian yang harus diatasi.
Para mahasiswa yang jumlahnya 870 orang ini tidak dipunggut biaya kuliah. Walhasil, untuk proses belajar mengajar membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Selama ini para donatur secara rutin memberikan bantuan untuk melancarkan proses perkuliahan di ini. Salah satunya adalah LAZNAS Dewan Da’wah turut membantu STID Mohammad Natsir dengan memberikan beasiswa Rp250 juta setiap bulannya. Acara penyerahan bantuan bertajuk “Beasiswa Kaderisasi Da’i” berlangsung di Kampus STID Mohammad Natsir, Tambun, Bekasi Jumat (22/07/2022).
Salah seorang mahasiswa asal Mentawai bernama Yuslim Kelana mengaku siap ditempatkan di daerah kelahirannya dan berdakwah secara penuh di sana.
“Di Mentawai, muslimnya minoritas. Banyak yang murtad juga,” ungkapnya. Untuk itu ia ingin mengabdikan ilmu agamanya setelah lulus kelak dengan mengajar masyarakat agar tahu Islam yang benar. []