Menguatkan Peran Ibu Membentuk Generasi Bertakwa

 Menguatkan Peran Ibu Membentuk Generasi Bertakwa

Ilustrasi

MENYANDANG predikat sebagai sorang ibu tentu bukanlah perkara yang gampang, karena dipundaknya masa depan suatu generasi ditentukan. Ditambah lagi tantangan hidup di sistem sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan seperti saat ini menambah beban tanggung jawab seorang ibu semakin berat.

Dalam sistem sekuler saat ini kerusakan remaja seperti tawuran, narkoba, LGBT, pergaulan bebas begitu mudah ditemukan dilingkungan tempat tinggal. Hal ini tentu membuat hati para ibu semakin was-was ketika melepas putra-putriny untuk keluar rumah.

Yang lebih miris lagi di era digital seperti saat ini, anak-anak yang berada di dalam rumah pun bisa terkontaminasi dengan hal-hal yang buruk dari tayangan di televisi yang tidak mendidik atau dari internet dengan aplikasi-aplikasi yang ditawarkan oleh media sosial.

Setiap ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya dan tidak ingin anaknya terjerumus dalam kerusakan. Melarang anak untuk tidak bersosialisasi dengan lingkungan luar tentu bukanlah pilihan yang tepat karena anak juga buuh berinteraksi dengan lingkungan luar.

Begitu pula melarang anak untuk tidak melek teknologi juga bukan pilihan yang bijak karena di era digital seperti saat ini kemajuan teknologi juga bisa bermanfaat. Hanya saja memang teknologi saat ini ibarat pisau yang bisa memiliki dua fungsi, di satu sisi bisa bermanfaat bagi penggunanya namun di sisi lain bisa merusak penggunanya.

Untuk memecahkan masalah ini agar lahir generasi berkualitas maka kita sebagai ibu harus mencari akar masalahnya lalu bisa menentukan solusi mana yang harus dipilih.

Jika mencermati lebih dalam sesungguhnya kerusakan generasi saat ini disebabkan karena siatem yang diterapkan dalam negeri ini adalah sistem sekuler kapitalis yang berasal dari barat. Sistem ini menjauhkan aturan agama dari kehidupan dan siapapun yang punya modal bisa berkuasa di negeri ini. Agama hanya ada di tempat-tempat ibadah dan hari perayaan keagamaan saja, selebihnya untuk aturan sehari-hari memakai aturan buatan manusia.

Tidak heran jika generasi saat ini menjadi rusak karena dalam bertindak di kehidupan sehari-hari, mereka mengesampingkan aturan agama. Sistem ini juga yang membuat pemodal yang mengejar profit menjadi berkuasa dengan cara mereka menjalin kerja sama dengan pemerintah agar dibuatkan undang-undang yang memuluskan usaha mereka.

Sistem sekuler kapitalis telah dengan nyata tidak bisa membentuk generasi yang berkualitas. Sesungguhnya Islam mempunysai solusi yang hakiki bagi kerusakan yang terjadi saat ini. Islam bukanlah sekedar agama yang mengatur masalah ibadah saja namun Islam adalah juga sebagai Ideologi dengan seperangkat aturannya.

Islam memberikan gambaran bahwa generasi yang berkualitas adalah generasi yang memiliki keimanan tang kuat dan dari keimanan tersebut mendorong untuk mengkaji sebuah ilmu dan mengembangkannya menjadi teknologi yang bermanfaat bagi umat. Untuk membentuk generasi yang berkualitas seperti ini tentu memerlukan peran seorang ibu yang sholihah dan cerdas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

3 + fifteen =