Mengokohkan NKRI melalui Ribuan Guru Ngaji

 Mengokohkan NKRI melalui Ribuan Guru Ngaji

Oleh:

Dr. Adian Husaini || Ketua Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia

SEJAK berdirinya, tahun 1967, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) telah mengirimkan ribuan dai atau guru-guru ngaji ke daerah-daerah pelosok Indonesia. Pada 8 Agustus 2023, bertempat di Gedung MPR RI, secara resmi DDII kembali melepas 130 guru ngaji ke seluruh pelosok Indonesia. Beginilah salah satu cara DDII mengokohkan NKRI.

Pelepasan 130 guru ngaji itu dilakukan langsung pimpinan DDII beserta Wakil Ketua MPR RI Dr. Hidayat Nurwahid. Dari jajaran pimpinan DDII, hadir ketua pembina DDII Prof. Dr. Didin Hafidhuddin, Ketua Umum Dr. Adian Husaini, Sekjen DDII Drs. H. Avid Solihin, Wakil Ketua Umum KH A. Wahid Alwi, Dr. Mohammad Nor, Ketua STID Mohammad Natsir Dr. Dwi Budiman, dan sebagainya.

Hadir juga utusan dari Kemenag RI dan Kemendikbud RI serta sejumlah donatur yang menyokong program pendidikan dan penempatan para dai. Dr. Hidayat Nurwahid menyampaikan kegembiraannya bahwa Gedung MPR ditempati untuk acara pelepasan para guru ngaji yang akan membantu dan membimbing masyarakat dalam menjalani kehidupan yang lebih baik. Acara seperti ini sudah dilakukan bebarapa kali, oleh beberapa organisasi Islam.

“Gedung DPR/MPR ini adalah rumah rakyat. Siapa saja bisa menggunakan untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. Apalagi, ini melanjutkan program yang dirintis oleh tokoh Mosi Integral Mohammad Natsir,” kata Dr. Hidayat.

Dalam sambutan, mewakili pengurus DDII, saya menyampaikan, bahwa pengiriman guru ngaji ini merupakan program rutin tahunan dilakukan DDII. Bahkan, setiap bulan Ramadhan, DDII juga mengirimkan ratusan dai khusus Ramadhan ke puluhan titik di berbagai daerah.

Kali ini yang kami kirimkan adalah sarjana alumni Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir, kampus milik DDII.

Di berbagai daerah, para dai DDII mendapat sokongan dari pemerintah setempat. Tahun lalu, bersama Kementerian Agama, DDII meresmikan Kampung Zakat di Morowali Utara. Sebanyak 1000 pohon produktif dan 1000 ton beras disalurkan untuk masyarakat setempat.

Yang terbaru, di Kabupaten Bengkalis, para guru ngaji DDII menanam 3.000 pohon mangrove bekerjasama dengan Pemkab Bengkalis, para mitra dan WALHI. Ini sedikit di antara banyak bukti bahwa DDII tak pernah main-main dalam upaya mengokohkan dan membangun NKRI.

Apalagi, dalam Rakornas tahun 2022, DDII sudah meluncurkan Fatwa Kebangsaan. Munculnya Fatwa Kebangsaan DDII ini dalam upaya untuk semakin mengokohkan NKRI. Saat menyampaikan sambutan di Gedung MPR tersebut, saya menekankan kembali, bahwa komitmen DDII untuk mengokohkan dan menjayakan NKRI bukan basa-basi politik. Sebab, cara pandang dan kecintaan terhadap NKRI sudah dicontohkan dan diteladankan tokoh-tokoh DDII yang juga para pejuang kemerdekaan seperti Mohammad Natsir, Syafruddin Prawiranegara, Mohammad Roem, HM Rasjidi, dan sebagainya.

Bahkan, para tokoh Islam dan sekaligus para pendiri bangsa ini memiliki cara pandang nasionalisme yang religius berdasar atas keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Mereka memandang tanah air Indonesia sebagai anugerah dan amanah dari Allah yang harus dicintai, dijaga, dan dimakmurkan.

Kita mencintai tanah air kita ini, bukan karena indah atau kaya. Tetapi, karena ini anugerah dan amanah dari Allah SWT. Meskipun nanti tanah air kita sudah dirusak dan tak indah lagi atau tidak kaya lagi, maka kita tetap akan mencintainya. Jadi, kecintaan kita kepada tanah air memiliki landasan keimanan yang kuat.

DDII berkomitmen untuk mengokohkan NKRI dengan mengirimkan ribuan dai, agar mereka menjadi teladan bagi masyarakat. Para dai datang bukan untuk memecah belah atau menimbulkan masalah, tetapi mereka datang untuk membantu masyarakat memecahkan masalah kehidupan mereka. Semboyan mereka adalah: dai datang, desa senang!

Kepada para dai, saya mengingatkan, bahwa mereka bukan anak-anak muda biasa. Disaat banyak anak-anak muda lulus kuliah sibuk melamar pekerjaan kesana-sini, para dai muda ini siap diterjunkan ke daerah-daerah pelosok. Kadang kala, ada sebagian tempat tugas mereka yang tidak dilalui jaringan internet. Untuk mencapai daerah itu, diperlukan perjalanan darat, laut, dan sungai berjam-jam.

Pengorbanan mereka menjadi teladan yang baik bagi masyarakat. Banyak sekali yang berharap mereka terus menetap di tempat tugasnya. Sudah banyak dai yang menikah dengan warga masyarakat di tempat tugasnya. InsyaAllah, pola dakwah seperti ini semakin mempercepat terwujudnya tujuan dakwah, yakni terwujudnya pribadi dan masyarakat ideal. Aamiin. (Depok, 8 Agustus 2023).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *