Mengokohkan Jati Diri Remaja

 Mengokohkan Jati Diri Remaja

Ilustrasi

REMAJA adalah kelompok usia 10 tahun hingga sebelum 18 tahun. Pada usia ini, rata-rata remaja telah mengalami masa balig, terutama remaja putri. Dan rata-rata di usia 15 tahun remaja putra mayoritas telah mengalami masa balig.

Saat remaja telah balig, maka alat reproduksinya telah matang. Remaja putri mengalami menstruasi dan remaja putra mengalami mimpi indah.

Karenanya dalam Islam, setiap yang telah balig, maka ia telah dihisab setiap amal perbuatannya. Mendapatkan pahala jika beramal saleh sesuai dengan perintah dan larangan Allah SWT Mendapatkan dosa jika beramal buruk jika tidak sesuai dengan perintah dan larangan Allah SWT.

Karenanya setiap remaja yang telah balig, maka ia sudah wajib terikat dengan hukum syara dalam setiap amal perbuatannya. Bagi remaja putri wajib menutup aurat secara sempurna ketika berada di dalam kehidupan umum atau di hadapan orang asing, dengan menggunakan jilbab dan kerudung.

Dan bagi remaja putra telah diwajibkan untuk mampu mencari nafkah, karenanya sudah mulai diajarkan untuk belajar bekerja dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan keterikatan terhadap segenap hukum syara lainnya.

Remaja Islam baik putri maupun putra tidak akan mengalami krisis identitas diri, sebab telah jelas baginya bahwa jika telah balig, maka ia memiliki kewajiban untuk merealisasikan ketaatannya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Dengan cara terikat dengan seluruh hukum syariat yang telah Allah SWT dan Rasul-Nya tetapkan.

Status remaja dalam Islam sama dengan orang dewasa muda bahkan orang dewasa betulan. Yaitu sama -sama memiliki catatan amal perbuatan sendiri, yang nilainya akan diterima sendiri dalam buku catatan amalnya.

Karenanya remaja Islam di masa lalu, kecil-kecil telah menorehkan prestasi yang luar biasa. Sebut saja Usamah bin Zaid ra, yaitu anaknya Zaid bin Haritsah ra, telah mampu menjadi komandan perang yang menggetarkan kaum kafir dan munafikun. Padahal usianya waktu itu masih terbilang muda yaitu 17 tahun.

Hal demikian terjadi sebab remaja Islam saat itu telah memiliki identitas diri sejati, sebagai hamba Allah SWT yang harus tunduk patuh pada perintah dan larangan dari Allah SWT dan Rasul-Nya.

Maka remaja putri dalam Islam akan semangat dalam mencari ilmu, menutup aurat, memakai jilbab, memakai kerudung, menjauhi pacaran, siap untuk menikah, bahkan siap untuk berjihad membela Allah SWT dan Rasul-Nya, sebab faham bahwa hidup adalah untuk mengabdi hanya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, hidup hanyalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Karenanya apapun yang dilakukan adalah dalam rangka beribadah kepada Allah SWT, bukan yang lain.

Karenanya remaja dalam Islam tidak akan menemui kegalauan. Sebab telah memiliki identitas diri yang kuat sebagai remaja Islam. Ia akan memenuhi seluruh potensi hidupnya berupa akal, kebutuhan jasmani dan nalurinya, sesuai dengan perintah dan larangan dari Allah SWT.

Ia akan memakan makanan yang halalan thayyiban, ia tidak akan meminum khamr dan tidak akan meminum segala minuman yang memabukkan. Ia tidak akan memakan makanan yang diharamkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Semua perbuatannya akan disesuaikan dengan perintah dan larangan dari Allah SWT dan Rasul-Nya. Sehingga remaja Islam akan menjelma menjadi remaja-remaja yang tangguh dan kuat kepribadiannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *