Lebih dari 282.000 Rumah di Gaza Hancur akibat Serangan Israel
Kondisi Gaza, Palestina, setelah gencatan senjata. [Xinhua]
Gaza (Mediaislam.id) – Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengungkapkan skala kehancuran yang mengguncang Jalur Gaza. Dalam perang yang disebut banyak pihak sebagai genosida Israel, lebih dari 282.000 rumah hancur atau rusak, memaksa ratusan ribu warga Palestina kehilangan tempat tinggal.
Menurut World Shelter Group, lebih dari 282.000 rumah rusak atau hancur pada #غزة , menyebabkan banyak orang kehilangan tempat tinggal. Di tengah kehancuran dan puing-puing, banyak keluarga tinggal di tenda-tenda saat musim dingin mendekat, mengakibatkan kurangnya privasi.
Dalam unggahannya di platform X, UNRWA menjelaskan bahwa data tersebut berasal dari Mekanisme Bantuan Kemanusiaan untuk Penampungan, Konsorsium Penampungan Global yang dikelola bersama oleh UNHCR dan Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC).
Menurut badan tersebut, pemboman Israel dalam dua tahun terakhir telah menghancurkan atau merusak lebih dari 282.000 rumah, meninggalkan luka kemanusiaan yang semakin dalam.
Puluhan Ribu Keluarga Tinggal di Tenda Menjelang Musim Dingin
UNRWA mencatat bahwa puluhan ribu keluarga Palestina kini hidup di tenda-tenda darurat. Menjelang musim dingin, kondisi ini memicu kekhawatiran serius dari lembaga kemanusiaan dunia yang mengecam keras ketidakmanusiawian situasi tersebut.
Laporan tersebut menggambarkan keluarga-keluarga Palestina “tinggal di ruang sempit, menderita kurangnya privasi, dan memiliki akses sangat terbatas terhadap layanan dasar”. Banyak dari mereka harus bertahan hidup di tengah dingin, kelaparan, serta keterbatasan air dan obat-obatan.
UNRWA menegaskan bahwa pihaknya bersama organisasi mitra terus berupaya memberikan bantuan kepada keluarga-keluarga pengungsi, meski akses kemanusiaan masih kerap dihalangi oleh serangan Israel.
Serangan Terbaru: Perempuan Palestina Tewas, Serangan Udara Terus Dilancarkan
Di tengah situasi kemanusiaan yang mengerikan, serangan militer Israel terus berlanjut meski ada deklarasi gencatan senjata. Pada Jumat, seorang perempuan Palestina dilaporkan tewas akibat tembakan Israel.
Pusat Informasi Palestina melaporkan bahwa Maysaa Jaber al-Attar tewas setelah pesawat tak berawak Israel menembaknya di daerah al-Atatra, barat laut Kota Gaza.
Sumber-sumber lokal juga menyebutkan adanya serangan udara di tenggara Khan Younis, dua serangan udara di barat laut Kota Gaza, serta tembakan artileri Israel yang menghujani kawasan timur Beit Lahia. Di pusat Jalur Gaza, baku tembak besar kembali terjadi.
Korban Jiwa Terus Bertambah
Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza pada Kamis mengumumkan bahwa jumlah korban tewas akibat genosida Israel yang dimulai pada Oktober 2023 telah meningkat menjadi 69.187 martir, sementara 170.703 orang luka-luka.
Kementerian menegaskan bahwa sejumlah korban masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalanan. Ambulans dan tim pertahanan sipil tidak mampu menjangkau mereka akibat serangan yang terus berlangsung.
90% Infrastruktur Gaza Hancur
Selain jumlah korban jiwa yang terus meningkat, perang dua tahun terakhir dengan dukungan Amerika Serikat telah menghancurkan 90% infrastruktur sipil di Jalur Gaza. Kerugian awal diperkirakan mencapai 70 miliar dolar AS, meninggalkan Gaza dalam kondisi yang digambarkan lembaga internasional sebagai “tak layak huni”.
Dunia Terus Mengecam, Krisis Kemanusiaan Memburuk
Temuan UNRWA dan laporan terbaru dari Gaza kembali memicu kecaman internasional. Berbagai organisasi HAM dan negara-negara di dunia menuntut penghentian segera serangan Israel dan membuka akses penuh bagi bantuan kemanusiaan.
Namun, hingga kini, penderitaan rakyat Gaza terus bertambah, menyisakan catatan kelam tentang pelanggaran hak asasi manusia yang masih berlangsung.
sumber: infopalestina
