KH Muhammad Zaitun Rasmin: Wahdah Islamiyah Sangat Peduli Soal Kebangsaan

Ketum Wahdah Islamiyah KH M Zaitun Rasmin.
Jakarta (MediaIslam.id) – Ketua Umum Wahdah Islamiyah KH M Zaitun Rasmin (UZR) secara singkat mengenalkan ormas yang dipimpinnya kepada Menko Polhukam Mahfud MD dan para hadirin yang mengikuti Dialog Kebangsaan di Gedung Aisyah, Kampus Putri STIBA Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat siang (19/08/2022).
Wahdah, kata UZR, adalah ormas nasional yang didirikan dan terdaftar secara resmi di Kemendagri pada 2002, berasakan Islam dan Pancasila serta berlandaskan paham Ahlussunah wal jamaah.
UZR juga menegaskan, Wahdah Islamiyah sejak awal sangat peduli dengan masalah-masalah kebangsaan. “Ini menjadi karunia Allah buat kami khususnya masyarakat Sulsel,” ungkap UZR.
Wakil Sekjen MUI Periode 2015-2020 ini menceritakan, pada Muktamar III, Wahdah Islamiyah meluncurkan Gerakan Sejuta Cinta untuk Indonesia. Alhamdulillah, kata dia, gerakan tersebut mendapatkan sambutan luar biasa dari Sabang sampai Merauke.
“Wahdah Islamiyah selalu menyampaikan pesan nasihat kepada para pemuda agar tidak tertarik terlibat dalam kegiatan-kegiatan ekstremisme dan terorisme,” tambah UZR.
Terkait isu radikalisme dan terorisme, UZR menyampaikan bila Wahdah telah mengeluarkan puluhan pernyataan yang mengecam tindakan tersebut. Baik yang terjadi di dalam maupun luar negeri.
Wahdah, kata UZR, juga bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk pemerintah pusat dan daerah melakukan kegiatan-kegiatan kebangsaan. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan bahwa Wahdah benar-benar merupakan bagian dari bangsa ini dan mampu bekerja sama dengan komponen bangsa lainnya.
Pada kesempatan tersebut, UZR juga menyampaikan adanya isu, kecurigaan dan juga fitnah yang dilakukan pihak lain terhadap Wahdah Islamiyah. Fitnah tersebut adalah soal gerakan radikal yang disematkan kepada Wahdah. “Itu semua kami terima dengan penuh kesabaran,” kata UZR.
Isu dan fitnah yang dialamatkan pada Wahdah itu, kata UZR, pada akhirnya tidak terbukti. Sebab pihaknya selama ini merasa terbuka, menerapkan ‘open management’ dan tidak ada yang disembunyikan.
“Alhamdulillah sampai hari ini tidak satupun dari pengurus atau kader Wahdah yang dinyatakan terlibat atau ikut kegiatan terorisme atau radikalisme,” tegasnya.