Ketua BWI: 40 Ribu Aset Wakaf Bernilai Ekonomis dan Produktif
Ketua BWI Kamaruddin Amin.
Jakarta (Mediaislam.id) – Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kamaruddin Amin mengatakan, dari sekitar 451.000 titik aset wakaf di seluruh Indonesia, sembilan persennya atau sekitar 40.000 titik memiliki nilai ekonomis dan dapat diproduktifkan.
“Ini adalah aset yang sangat strategis. Selain untuk fungsi ibadah seperti masjid dan makam, wakaf juga digunakan untuk lembaga pendidikan, sosial, serta layanan publik seperti madrasah, sekolah, pesantren, bahkan kantor pemerintahan,” ujar Kamaruddin dalam Rakernas BWI di Jakarta, Selasa (05/08/2025), dikutip dari ANTARA.
Sayangnya, kata Kamaruddin, potensi wakaf nasional yang sangat besar itu belum sepenuhnya tergarap secara optimal.
Kamaruddin melaporkan, dari 45.000 aset wakaf yang memiliki nilai ekonomis, sekitar 2.000 titik telah berhasil diproduktifkan. Pemanfaatannya beragam, mulai dari sektor pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, usaha mikro, hingga pom bensin.
Di samping itu, kata dia, terdapat 1.100 kantor Kementerian Agama (Kemenag), termasuk Kantor Urusan Agama (KUA), yang berdiri di atas tanah wakaf.
“Dari hampir 6.000 kantor KUA di Indonesia, 1.100 dibangun di atas tanah wakaf. Ini membuktikan bahwa wakaf berkontribusi nyata dalam pelayanan publik,” ujar dia.
“Kami menyadari bahwa apa yang sudah dilakukan saat ini baru sebagian kecil dari potensi besar yang bisa dikembangkan. Masih ada puluhan ribu titik tanah wakaf yang bisa kita produktifkan,” ujarnya.
Sekjen Kemenag ini pun mengajak para investor dan pihak yang memiliki kepedulian sosial untuk ikut mendukung pengembangan wakaf produktif di Indonesia.
Kamaruddin menyebut, salah satu contoh wakaf produktif yang berhasil dikembangkan adalah Rumah Sakit Mata di Serang, Banten, yang dibangun di atas tanah wakaf dan telah memberikan layanan operasi katarak gratis kepada puluhan ribu warga.
“Ini rumah sakit mata terbaik di Provinsi Banten dan seluruh operasinya didanai dari pemanfaatan aset wakaf. Tapi baru satu, kita ingin punya seribu. Ini menjadi motivasi kami untuk terus menggali dan memperluas praktik baik wakaf produktif,” ujarnya.
