Kelembutan Abu Bakar As-Shiddiq

 Kelembutan Abu Bakar As-Shiddiq

Ilustrasi

ABU BAKAR Ash-Shiddiq adalah orang yang paling lembut. Kelembutan adalah satu dari watak dan sifatnya. Rasulullah Saw sendiri menyebutkannya dengan sifat tersebut.

Ketika Rasulullah meminta pendapat Abu Bakar, Umar dan Abdullah bin Rawahah dalam menangani tawanan Perang Badar, Abu Bakar mengatakan, “Wahai Rasulullah, mereka itu adalah anak-anak paman, keluarga dan saudara-saudara kita sendiri. Mereka adalah kaum Anda dan keluarga Anda. Aku berpendapat agar Anda meminta tebusan dari mereka, dan apa yang kita ambil itu nanti menjadi kekuatan. Semoga Allah memberi hidayah kepada mereka lalu mereka dapat menjadi pendukung kita.”

Rasulullah lalu bertanya, “Bagaimana pendapatmu, wahal Ibnul Khathab?” Umar menjawab, “Wahai Rasulullah, mereka telah mendustakan Anda dan mengusir Anda. Mereka adalah pemuka orang-orang kafir dan pimpinan mereka. Aku berpendapat agar Anda memenggal leher mereka.”

Sedangkan Abdulah bin Rawahah mengatakan, “Wahai Rasulullah, carilah lembah yang terdapat banyak kayu bakarnya. Lalu masukkanlah mereka di sana kemudian bakarlah mereka dengan api.” Maka Rasulullah diam dan tidak menjawab mereka, kemudian masuk ke rumah.

Lalu orang-orang mengatakan, “Beliau mengambil pendapat Abu Bakar.” Orang-orang lainnya mengatakan, “Beliau mengambil pendapat Umar.” Sedangkan kelompok lainnya mengatakan, “Beliau mengambil pendapat Abdullah bin Rawahah.”

Kemudian beliau keluar dan berkata, “Sesungguhnya Allah SWT akan melunakkan hati beberapa orang dalam membela agama-Nya hingga hati mereka menjadi lebih lunak daripada perkara yang lunak. Dan sesungguhnya Allah akan mengeraskan hati orang-orang dalam membela-Nya sehingga hati mereka menjadi lebih keras daripada batu. Perumpamaanmu, wahai Abu Bakar, adalah seperti Ibrahim. Ia berdoa, “Maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku. Dan barangsiapa yang mendurhakaiku, maka sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ibrahim: 36)

Dan perumpamaanmu, wahai Umar, adalah seperti Nuh. la berdoa, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang orang kafir itu tinggal di atas bumi.” (QS. Nuh: 26)

Dan perumpamaanmu, wahai Ibnu Rawahah adalah seperti Musa. Ia berdoa, “Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih.” (QS. Yunus: 88)”

Kelembutan Abu Bakar semakin jelas ketika Rasulullah Saw bermusyawarah dengan umat Islam saat orang-orang Quraisy berkumpul untuk menghadang beliau dan umat Islam mendatangi Baitullah dalam peristiwa Perjanjian Hudaibiyah.

Beliau mengundang orang-orang, “Tunjukkanlah kepadaku wahai orang-orang, apakah kalian berpendapat agar aku bersimpati kepada keluarga mereka, dan keturunan orang-orang yang hendak mencegah kita dari Baitullah. Apabila mereka mengalahkan kita maka Allah telah memutuskan atas kita dari orang-orang musyrik. Dan jika tidak, maka kita biarkan mereka diperangi.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *