Kebebasan dalam Kehidupan Beragama

 Kebebasan dalam Kehidupan Beragama

Oleh: 

KH. Dr. Zakky Mubarak, MA

 

Al-Qur’an, sebagai kitab suci yang paling otentik dan terakhir diturunkan, senantiasa menjunjung tinggi nilai kebebasan dan kemerdekaan yang disertai tanggung jawab. Setiap manusia diberikan kebebasan untuk memilih dan menentukan jalan hidupnya. Sebab, melalui petunjuk Al-Qur’an, kebenaran dan kesesatan telah ditunjukkan dengan jelas.

Tidak seorang pun boleh memaksa orang lain agar meyakini suatu ajaran, apalagi dengan tekanan atau kekerasan. Karena itu, Islam mendidik umatnya untuk mengikuti kebenaran dan kebaikan dengan penuh kesadaran serta keinsyafan.

 لَآ إِكۡرَاهَ فِي ٱلدِّينِۖ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّشۡدُ مِنَ ٱلۡغَيِّۚ فَمَن يَكۡفُرۡ بِٱلطَّٰغُوتِ وَيُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسۡتَمۡسَكَ بِٱلۡعُرۡوَةِ ٱلۡوُثۡقَىٰ لَا ٱنفِصَامَ لَهَاۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah, 2:256).

Keyakinan yang tertanam dalam hati setiap manusia merupakan hak asasi yang paling luhur. Karena itu, Islam mengarahkan umatnya untuk melaksanakan kebajikan dan menjauhi keburukan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Amal perbuatan apa pun tidak akan bernilai mulia jika dikerjakan karena keterpaksaan atau pertimbangan duniawi semata. Ibadah dan amal kebaikan yang sedikit tetapi disertai keikhlasan, jauh lebih utama daripada amal yang banyak namun tanpa ketulusan.

Pada dasarnya, manusia memiliki dua kecenderungan yang saling berlawanan: menuju kebaikan dan menuju keburukan. Sebaik-baiknya manusia tetap memiliki kekurangan, dan seburuk-buruknya manusia masih memiliki potensi kebaikan. Barangsiapa yang mendambakan keselamatan dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat, hendaklah menumbuhkan kecenderungan pada kebajikan dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan cara itu, seseorang akan terbiasa melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan. Kebiasaan menjauhi perbuatan tercela akan membentuk karakter yang kuat, sehingga ia mampu melepaskan diri dari segala bentuk kejahatan.

Al-Qur’an mengisyaratkan kecenderungan manusia terhadap kebaikan dan keburukan ini:

 وَنَفۡسٖ وَمَا سَوَّىٰهَا فَأَلۡهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقۡوَىٰهَا قَدۡ أَفۡلَحَ مَن زَكَّىٰهَا وَقَدۡ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا

“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams, 91:7-10).

Dalam surat Al-Balad, dua jalan yang berlawanan itu digambarkan sebagai jalan mendaki dan jalan menurun. Jalan mendaki adalah jalan menuju kemuliaan, yang ditempuh dengan kesungguhan dan pengorbanan. Sebaliknya, jalan menurun adalah jalan kehinaan, yang membawa manusia pada kerendahan dan kesesatan.

وَهَدَيۡنَٰهُ ٱلنَّجۡدَيۡنِ فَلَا ٱقۡتَحَمَ ٱلۡعَقَبَةَ وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا ٱلۡعَقَبَةُ فَكُّ رَقَبَةٍ أَوۡ إِطۡعَٰمٞ فِي يَوۡمٖ ذِي مَسۡغَبَةٖ يَتِيمٗا ذَا مَقۡرَبَةٍ أَوۡ مِسۡكِينٗا ذَا مَتۡرَبَةٖ

“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan. Tetapi dia tidak menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? Yaitu melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau kepada orang miskin yang sangat fakir.” (QS. Al-Balad, 90:10-16).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa sebagian kebajikan yang harus ditempuh manusia adalah:

1. Membebaskan perbudakan dalam segala bentuknya, baik lahir maupun batin.

2. Membantu mereka yang kelaparan, serta menyantuni dan mendidik anak yatim dengan baik.

3. Meneguhkan silaturrahim dengan kerabat.

4. Memberikan bantuan dengan penuh kasih sayang kepada fakir miskin yang sangat membutuhkan.*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

sixteen − eight =