Karamah Umar bin Khathab (1)

Ilustrasi: Umar bin Khatab.
Amirul mukminin Umar bin Khathab adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad Saw yang istimewa. Selain merupakan sahabat, Umar juga mertua Nabi Muhammad Saw. Sebagai khalifah kedua setelah Abu Bakar As-Siddiq ra, Umar dikenal sebagai sahabat yang tegas dan adil.
Tak hanya itu, seperti ditulis Imam As-Sutyuthi dalam “Tarikh al-Khulafa”, Umar ternyata dikaruniai Allah SWT sejumlah ‘karamah’ (kemuliaan).
Al-Baihaqi dan Abu Nu’aim, keduanya di dalam kitab “Dalail an-Nubuwah”, al-Lalaka’i dalam “Syarhu Sunnah”, ad-Dayar’aquli dalam “al-Fawaid”, Ibnu al-Arabi dalam “Karamat al-Awliya'”, al-Khathib dalam perawi-perawi Malik dari Nafi’ dari Ibnu Umar dia berkata: Umar mengirim satu pasukan yang dipimpin oleh seorang laki-laki bernama Sariyyah, tatkala Umar sedang khotbah di atas mimbar dia memanggil, “Wahai Sariyyah ke gunung! ke gunung! ke gunung!”
Kemudian setelah itu datanglah utusan pasukan Islam menemui Umar. Umar menanyakan tentang kondisi pasukan.
Utusan itu berkata, “Wahai Amirul Mukminin, kami telah terdesak kalah. Namun tatkala kami berada dalam kondisi demikian, kami mendengar teriakan yang memerintahkan, “Wahai Sariyyah, ke gunung! ucapan itu kami dengar sebanyak tiga kali. Oleh sebab itulah kami menyandarkan punggung kami ke gunung. Lalu Allah hancurkan musuh kami.”
Ibnu Umar berkata: Dikatakan kepada Umar, “Sesungguhnya engkaulah yang meneriakkan kata-kata itu, sedangkan gunung tempat Sariyyah berada adalah di Nahawand di sebuah negeri di luar Arab.
Ibnu Hajar berkata dalam kitabnya al-Ishabah: Sanad hadits ini sahih.
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari jalur Maymun bin Mahran dari Abdullah bin Umar dia berkata: Ketika Umar sedang berkhotbah pada shalat Jumat, tiba-tiba dalam khutbahnya dia berkata, “Wahai Sariyyah, ke gunung! Barangsiapa yang memelihara serigala maka dia akan celaka!” Orang-orang yang hadir di masjid itu saling berpandangan. Ali berkata kepada mereka, “Pasti yang dia katakan itu akan keluar seperti apa adanya.”
Tatkala dia selesai khotbah orang-orang bertanya tentang peristiwa itu. Umar menjawab, “Terdetik dalam hatiku bahwa orang-orang musyrikin itu memukul mundur saudara-saudara kita kaum muslimin dan bahwa mereka melewati sebuah gunung. Jika mereka berlindung ke gunung itu, mereka akan berperang dengan satu arah, sedang jika orang-orang musyrik melewati gunung, mereka akan hancur. Maka keluarlah dari mulutku apa yang kalian dengar tadi.”
Ibnu Umar berkata, “Sebulan kemudian seorang utusan dari pasukan Islam memberi kabar gembira. Dia menyebutkan bahwa pasukan perang Islam mendengar suara Umar pada waktu itu. Dia berkata, ‘Maka kami berlindung di gunung tadi, dan Allah memenangkan kami atas musuh-musuh kami.”