Israel Nekat Serang Rafah, Begini Sikap Inggris dan AS

Asap membumbung tinggi di Kota Rafah akibat bombardir oleh Zionis Israel.
London (MediaIslam.id) – Inggris dan Amerika Serikat adalah dua negara yang selalu mendukung Israel. Seperti diketahui, Inggris adalah negara yang melahirkan Israel. Sedangkan AS dikenal sebagai negara yang merawatnya.
Lalu bagaimana sikap kedua negara itu terhadap Israel saat Zionis bersikeras melakukan invasi darat ke Rafah?
Seperti diketahui, sejak Israel melakukan penyerangan ke Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu, hampir 35 ribu warga Palestina terbunuh. Termasuk sekitar 15 ribu anak-anak di dalamnya.
Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron menegaskan pihaknya tidak akan mendukung serangan besar-besaran Israel di Rafah. Namun, negara itu juga tidak benar-benar mengutuk agresi Israel pada wilayah selatan dari Kota Gaza tersebut.
“Kami tidak akan mendukung operasi besar-besaran di Rafah kecuali ada rencana yang jelas tentang bagaimana melindungi masyarakat,” ujar Cameron setelah pidatonya di Pusat Keamanan Siber Nasional di London, pada Kamis (09/05).
Cameron mengatakan pihaknya belum melihat adanya rencana tersebut.
Namun pada saat yang sama, Menteri Luar Negeri Inggris mengatakan Inggris tidak akan mengikuti AS untuk menahan penjualan senjata kepada Israel.
Sementara Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengatakan dirinya tidak akan mengirim bom dan peluru artileri ke Israel untuk menyerang kota Rafah.
“Saya tegaskan bahwa jika mereka pergi ke Rafah-mereka belum pergi ke Rafah-jika mereka pergi ke Rafah, saya tidak akan memasok senjata yang telah digunakan secara historis untuk menghadapi Rafah, untuk menghadapi kota-kota yang menangani masalah itu,” kata Biden.
Biden mengakui bahwa senjata AS telah digunakan untuk membunuh warga sipil di Gaza ketika ia mengeluarkan peringatan keras kepada Netanyahu untuk tidak melanjutkan rencananya untuk Rafah di mana sekitar 1,5 juta pengungsi Palestina mencari perlindungan dibandingkan dengan populasi kota sebelum perang yang berjumlah lebih dari 200.000 jiwa.
“Warga sipil telah terbunuh di Gaza sebagai akibat dari bom-bom tersebut dan cara-cara lain yang mereka lakukan untuk menyerang pusat-pusat pemukiman,” kata Biden dalam kutipan wawancara eksklusif dengan jaringan televisi CNN, yang mengatakan bahwa yang dia maksud adalah bom seberat 2.000 pon.