Inses: Penyebab dan Solusinya

 Inses: Penyebab dan Solusinya

Ilustrasi: Inses

DUNIA semakin edan. Inses yang tabu dan di luar nalar, kasusnya dari waktu ke waktu semakin meningkat. Kasus terbaru yang menggemparkan publik terjadi di Medan. Abang dengan adik perempuan kandung melakukan hubungan terlarang hingga hamil. Tapi nahas bayinya prematur dan meninggal. Mayat bayi tersebut berani mereka kirim lewat ojek online (ojol) dengan alamat masjid agar dimakamkan

Masih segar dalam ingatan, kasus inses tak kalah menggemparkan terjadi tahun 2023 di Purwokerto Banyumas. Kasus inses ayah dan putri kandungnya yang berujung pembunuhan terhadap tujuh bayi hasil hubungan gelap keduanya.

Masih banyak kasus inses lain baik yang terungkap maupun tak terungkap. Komnas perempuan merilis data tahun 2022 bahwa inses menduduki peringkat ketiga dalam kasus kekerasan seksual (mencapai 433 kasus/tahun). Kasus inses dominan terkategori parental incest (pelaku ayah atau ibu pada anak kandung). Diikuti familiy incest (keluarga terdekat seperti kakek atau paman pada cucu atau keponakan) dan sibling incest(kakak pada adik kandung).

Semakin miris dengan berita viral di media sosial dalam pekan ini terkait adanya grup Facebook ‘fantasi sedarah’. Grup ini diduga berisikan orang-rang yang mengalami kelainan seksual (inses). Yang mencengangkan terdapat belasan grup serupa dengan puluhan ribu anggota.

Inses: Kriminal dan Menyimpang

Dominan kasus inses terjadi di bawah paksaan dari pihak pelaku pada korban. Ketakberdayaan korban atas ancaman pelaku menyebabkan korban mengalami kekerasan seksual selama bertahun-tahun. Tak jarang akhirnya korban mengalami trauma psikologis dan psikososial. Tapi terjadi juga inses dilakukan dengan kesadaran penuh lantaran antar pelaku suka sama suka. Hingga melahirkan anak lebih dari satu.

Inses menyalahi fitrah. Karena semata memenuhi dorongan seksual secara ‘primitif’ tanpa mengindahkan norma. Pelaku terpapar rangsangan seksual dari eksternal. Telaah berbagai kasus yang terjadi, rangsangan seksual ini muncul dari interaksi/perilaku anggota keluarga yang salah, atau efek alkohol, narkoba dan video pornografi. Contoh interaksi/perilaku anggota keluarga yang salah yaitu di rumah anggota keluarga berpakaian terbuka aurat sensitifnya; kondisi rumah yang tak memisahkan kamar orang tua dan anak-anak; hubungan tak harmonis orang tua yang dilampiaskan pada anggota keluarga lain; dan sebagainya.

Alkohol, narkoba dan video pornografi berefek menghilangkan kesadaran dan kendali diri pelaku. Acapkali saat tak mampu menahan syahwat, pelaku melampiaskan seks pada siapapun termasuk pada anak atau saudara kandung sendiri. Tak ayal lagi daya rusak alkohol, narkoba dan video pornografi begitu dahsyat. Tapi alkohol, narkoba dan video pornografi begitu mudah diakses publik. Artinya usaha penegak hukum mengatasi peredaran hal-hal tersebut patut dipertanyakan.

Adanya interaksi/perilaku yang salah, atau konsumsi alkohol, narkoba dan video pornografi dalam keluarga berakar dari pemahaman agama yang lemah. Landasan keluarga bersifat sekuler, tak menjadikan Islam sebagai pegangan hidup. Kehidupan keluarga berorientasi pada pemuasan kenikmatan jasmani dan materi. Hal ini tak aneh, karena syari’at Islam kaffah tak dijadikan aturan dalam kehidupan masyarakat dan bernegara hari ini.

Dengan terjadinya inses, keluarga tak lagi memberikan rasa aman. Karena ada anggota keluarga menjadi predator seks. Tatanan keluarga runtuh. Tak mustahil tatanan negara pun akan bernasib sama. Lantas bagaimana bisa mewujudkan impian ‘rumahku syurgaku’?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

3 × three =