Harapannya Mleset, Analis Senior: UEA Malu Telah Normalisasi Hubungan Israel

Ilustrasi
Tel Aviv (MediaIslam.id) – Uni Emirat Arab (UEA) disebut merasa malu pada negara-negara Arab setelah melakukan normalisasi hubungan dengan Israel. Sebabnya adalah rezim Zionis telah bertindak yang tidak sesuai dengan yang diharapkan Abu Dhabi.
Seorang analis senior kebijakan Emirat, Dr Ebtesam Al-Ketbi, mengungkapkan hal itu di Konferensi Herzliya di Universitas Reichman Israel.
Menurut Al-Kebti, setelah UEA “dipermalukan” oleh Israel, tidak ada lagi negara Arab yang akan menormalisasi hubungan dengan Tel Aviv.
“Pemerintah terbaru di Israel tidak akan menghentikan Abraham Accords, para penandatangannya tidak akan mundur, tetapi kami tidak akan memiliki penandatangan lain,” kata Al-Ketbi, pendiri dan presiden Emirates Policy Centre, seperti dikutip Haaretz, Selasa (23/05/2023).
“Kami ingin melibatkan lebih banyak dari dunia Arab dan dunia non-Arab…[tetapi] pemerintah terbaru menunda semua orang.”
Al-Ketbi melanjutkan dengan mengomentari penghinaan yang dilakukan terhadap UEA oleh Israel.
“Pemerintah saya dan para penandatangan lainnya merasa malu di depan orang-orang Arab, dan mereka harus mengatakan sesuatu. Dan mereka menginginkan solusi untuk itu karena mereka banyak berinvestasi dalam Abraham Accords. Ini adalah kerugian besar bagi Israel ketika [Arab] Saudi berpihak pada Iran,” paparnya.
Tidak jelas ketidaksepakatan mana antara UEA dan Israel yang disebut Al-Ketbi sebagai sumber rasa malu Abu Dhabi.
Namun, sejak menormalisasi hubungan pada tahun 2020, Israel terus mempertahankan pendudukan ilegalnya di Palestina dan terus memilih pemerintahan paling kanan dalam sejarah pemerintahan sayap kanannya.
Mencegah Israel mencaplok Tepi Barat adalah salah satu alasan yang dirujuk oleh UEA untuk membenarkan keputusannya menormalisasi hubungan dengan Israel.