Hamas Serang Israel, Anggota Knesset: Ini Hasil Kekejian terhadap Palestina!
Seorang Yahudi warga Israel berlari saat roket Hamas jatuh di Askhelon, Israel selatan, Sabtu (07/10). [Bloomberg]
Jakarta (MediaIslam.id) – Seorang anggota parlemen Israel (Knesset) mengatakan, partainya memperingatkan tentang peristiwa seperti serangan Hamas terhadap Israel pada Sabtu (07/10), jika pemerintah negara tersebut melanjutkan pendudukan ilegal atas tanah Palestina.
Ofer Cassif, anggota Knesset dan koalisi sayap kiri Hadash, mengatakan dia memperingatkan situasi akan “meletus” jika pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak mengubah kebijakannya terhadap Palestina.
Sebagai informasi, Hadash memiliki empat kursi di Knesset yang beranggotakan 120 orang.
“Kami mengutuk dan menentang segala serangan terhadap warga sipil yang tidak bersalah. Namun berbeda dengan pemerintah Israel, hal ini berarti kami juga menentang penyerangan terhadap warga sipil Palestina. Kita harus menganalisis insiden-insiden mengerikan tersebut dalam konteks yang tepat – dan itu adalah pendudukan yang sedang berlangsung,” kata Cassif.
“Kami telah memperingatkan berkali-kali… semuanya akan terjadi dan semua orang akan menanggung akibatnya – terutama warga sipil yang tidak bersalah di kedua pihak. Dan sayangnya, itulah yang terjadi,” katanya.
“Pemerintah Israel, yang merupakan pemerintahan fasis, mendukung, mendorong, dan memimpin pogrom terhadap warga Palestina. Ada pembersihan etnis yang sedang terjadi. Jelas sekali tulisan itu ada di dinding, ditulis dengan darah orang-orang Palestina – dan sayangnya sekarang juga orang Israel,” tambahnya.
Pogrom adalah sebuah kata dalam bahasa Rusia yang berarti “membinasakan, menghancurkan dengan kekerasan.” Secara historis, istilah ini mengacu kepada serangan yang diwarnai dengan kekerasan oleh penduduk non-Yahudi terhadap warga Yahudi di Kekaisaran Rusia dan di negara-negara lain.
Eskalasi yang terjadi saat ini nampaknya lebih berbahaya dari biasanya, karena pemerintah sayap kanan Israel bergulat dengan pelanggaran keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sementara warga Palestina terperosok dalam keputusasaan akibat pendudukan yang sedang berlangsung di Tepi Barat dan blokade yang mencekik di Gaza.
“Satu-satunya hal yang menjadi perhatian Netanyahu bukanlah kesejahteraan warga Israel, apalagi warga Palestina di wilayah pendudukan,” kata Cassif. “Dia tertarik untuk bertahan hidup. Dia hanya ingin keluar dari penjara. Itulah satu-satunya motivasi dan insentif yang mendorong [dia].”
