Habib Rizieq Ingatkan, Keturunan Nabi Saw Jika Bermaksiat Dosanya Ganda
Ilustrasi: Habib Rizieq bersama istri dan putri-putrinya di Mekkah pada 2018 lalu.
Jakarta (MediaIslam.id) – Imam Besar Habib Muhammad Rizieq Syihab (HRS) mengungkapkan, berbagai dalil yang menjadi dasar para ulama mengharuskan untuk menjaga nasab Nabi Muhammad Saw hingga keturunannya.
Hal ini disampaikan Habib Rizieq dalam pengajian Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw dan Haul ke-34 Al-Maghfurlah Mama KH Baesuni bin Mama KH Hasyim di Ponpes An Nizhomiyyah, Rawassidkin, Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (9/9/2024).
Salah satunya, ungkap Habib Rizieq, adalah Surat Al-Ahzab. Ayat 30-31 pada surah tersebut mengingatkan kepada istri nabi agar jangan berbuat maksiat karena dosa yang menanti mereka akan dilipatgandakan.
Sebaliknya, jika mereka taat kepada Allah dan berbuat kebajikan maka pahalanya juga akan dilipatgandakan.
Habib Rizieq menjelaskan, meskipun ayat ini berbicara tentang istri-istri nabi, tetapi ada kalimat ahlul bait pada ayat ke-33 yang merujuk kepada keluarga dan keturunan Nabi Saw.
Untuk itu, lanjut Habib Rizieq, jikalau istri-istri nabi yang tidak memiliki hubungan darah saja akan diberikan dosa yang berlipatganda manakala berbuat maksiat, apalagi kepada anak cucu Nabi.
“Yang habaib berbuat dosa dosanya dobel. Satu untuk dosa yang sudah dilakukan. Dua untuk dosa bikin malu keluarga nabi. Jadi enggak bener yang ngomong jadi habib enak ya mabuk boleh, jadi habib enak ya maksiat boleh,” ujar HRS dikutip dari pengajian yang disiarkan saluran Youtube Islamic Brotherhood Television.
Dia menjelaskan, ada oknum Ba’alawi yang berbuat maksiat. Dia mengakui, ada habaib yang dari kecil tidak dididik dengan agama kemudian begitu besar maka dia berjudi dan maksiat.
“Meski demikian, hal tersebut tidak bisa disimpulkan jika semua habaib jelek. Saya mau tanya kalau ada orang Sukabumi jadi pencuri apa berarti semua orang Sukabumi itu pencuri?”
Lebih lanjut, Habib Rizieq mengungkapkan, pentingnya ulama menjaga nasab nabi karena ada bagian hukum Islam yang berkaitan dengan mereka.
“Pencatatan nasab keluarga nabi bukan untuk sombong. Haram orang sombong sebagai habaib,” tegasnya. []
