Genosida di Gaza Masuki Hari ke-633, Korban Gugur Capai 56.500 Orang

 Genosida di Gaza Masuki Hari ke-633, Korban Gugur Capai 56.500 Orang

Ilustrasi: Warga Jalur Gaza berduka terbunuhnya anak-anak Palestina dalam serangan Israel di kamp pengungsian di al-Mawasi. [Bashar Taleb/AFP]

Gaza (Mediaislam.id) – Hari ke-633 agresi Israel atas Jalur Gaza mencatatkan babak baru dalam sejarah kelam kemanusiaan. Penjajah Israel terus melakukan pembantaian setiap harinya tanpa ada upaya nyata dunia internasional menghentikannya.

Di tengah reruntuhan dan kelaparan yang kian parah, serangan udara dan artileri pendudukan Israel terus menggempur warga sipil, menjadikan rumah, sekolah, bahkan tenda pengungsian sebagai sasaran tembak. Ini bukan lagi sekadar operasi militer—ini adalah genosida yang didokumentasikan hari demi hari, jenazah demi jenazah.

Dengan dukungan militer dan politik penuh dari Amerika Serikat, serta diamnya dunia internasional, Israel menjalankan perang pemusnahan yang sistematis terhadap dua juta lebih warga Gaza yang kini hidup dalam pengungsian dan kekurangan pangan akut.

Luka Baru dalam Malam yang Tak Pernah Tidur

Sejak fajar hingga dini hari Senin (hari ke-633), serangkaian serangan udara Israel menyasar berbagai titik padat penduduk:

– Empat warga sipil tewas dan sejumlah lainnya terluka ketika jet Israel menggempur warga yang berkumpul di dekat Lapangan Martir, kamp pengungsi Shati, barat Kota Gaza.
-Jurnalis Hatem Salmi terluka akibat pengeboman sebuah rumah di lingkungan Al-Tuffah, timur Kota Gaza—simbol bahwa kebenaran pun kini menjadi sasaran.
– Sekolah Al-Falah, tempat berlindung ratusan keluarga, dihantam roket di Al-Zeitoun, tenggara Kota Gaza, pada fajar. Belum ada kepastian jumlah korban.
– Tenda keluarga milik Dr. Salah al-Rantisi di Khan Yunis dihantam serangan udara, menyebabkan banyak luka-luka.

Serangan demi serangan menunjukkan pola: fokus pada tempat perlindungan sipil dan pusat distribusi bantuan. Ini bukan kesalahan intelijen, melainkan strategi.

Angka-angka Kematian yang Menampar Nurani Dunia

Menurut data terkini:

– 56.500 warga Palestina telah gugur, termasuk ribuan anak-anak dan wanita.
– 133.419 orang terluka, banyak di antaranya mengalami cacat permanen.
– 11.000 lebih orang hilang, diyakini tertimbun reruntuhan atau menjadi korban tanpa identifikasi.
– 580 warga tewas dan 4.216 terluka saat mencoba memperoleh bantuan kemanusiaan—sebuah ironi menyakitkan dari yayasan bernama “Yayasan Kemanusiaan Gaza,” yang justru digunakan sebagai alat jebakan maut.

Kementerian Kesehatan mencatat 6.175 orang tewas dan 21.378 luka-luka sejak Israel melanggar perjanjian gencatan senjata 18 Maret 2025. Serangan terhadap titik distribusi bantuan pada 27 Mei menandai puncak sinisme kemanusiaan, di mana lapar menjadi jebakan, dan bantuan menjadi alasan untuk menembak.

sumber: infopalestina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

fifteen − 6 =