Didik dan Perlakukan Anak-Anak dengan Adil
Ilustrasi: Keluarga Muslim [foto: freepik]
Perintah ini harus benar-benar diperhatikan dan dilaksanakan, karena dia mengandung ancaman. Sikap dan tindakan yang membeda-bedakan satu anak dengan anak yang lain, termasuk perbuatan curang, berdasarkan hadits ini:
“Jangan engkau jadi saksiku atas suatu kecurangan, sesungguhnya bagi anakmu atas kamu mempunyai hak, bahwa kau harus bertindak adil di antara mereka”.
Dianjurkannya untuk berbuat adil terhadap anak-anak, sehingga Rasulullah Saw tidak mau menjadi saksinya, dan beliau mengatakan bahwa perbuatan itu sangat tercela, perbuatan yang curang dan berlawanan dengan konsep keadilan yang diajarkan oleh Islam.
“Ada seorang laki-laki yang sedang duduk dengan Rasulullah Saw, kata Anas Ra. Tiba-tiba anak laki-lakinya datang, kemudian ia ciumi dengan penuh kasih sayang dan didudukkan di pangkuannya. Tak lama kemudian datang pula anaknya yang perempuan, dia bersikap biasa saja, dan mendudukkan anak perempuan itu disebelahnya. Maka Rasulullah Saw menegurnya, “Engkau berlaku tidak adil antara kedua anakmu itu!” (Al-Baihaqi).
Lelaki itu dikatakan tidak adil terhadap kedua anaknya, karena yang satu disambut dengan ciuman sayang dan mesra, didepan orang banyak pula. Sedang yang lain hanya didudukkan disampingnya saja.
Islam sangat membenci dan mencela orangtua yang buruk sikapnya terhadap anak-anaknya, dan mengabaikan pendidikan mereka.
Buruk dan rusaknya anak, pada umumnya sebagian besar disebabkan karena sikap dan tingkah laku kedua orangtuanya, dan pendidikan yang diberikan, terutama pendidikan dalam hal agama.
Anak-anak tidak tahu apa yang harus dilaksanakannya, tidak mengerti apa yang menjadi kewajibannya. Akhirnya anak-anak itu hanyut terbawa arus pergaulan yang liar dan tidak mengenal norma-norma agama, dan tidak bermanfaat bagi diri, orangtua, agama dan bangsa. []
