Didik dan Perlakukan Anak-Anak dengan Adil

 Didik dan Perlakukan Anak-Anak dengan Adil

Ilustrasi: Keluarga Muslim [foto: freepik]

MENDIDIK anak-anak serta berbuat adil di antara mereka, baik anak laki-laki maupun perempuan adalah kewajiban orang tua.

Allah SWT berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

“Hai orang-orang yang beriman, lindungilah diri dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu” (QS. At-Tahrim 6).

Mengenai kewajiban orang tua untuk mendidik anak-anaknya, disampaikan dari Umar bin Syu’aib dari ayahnya, yang didengar dari kakeknya, bahwa Nabi Saw pernah bersabda, “Perintahkan anak-anakmu shalat pada usia tujuh tahun, pada usia sepuluh tahun pukul mereka kalau tidak mau shalat dan pada umur tersebut pisahkan tempat tidur di antara mereka” (HR. Abu Daud).

Al-Ustadz Ahmad Isya Asyur dalam kitab “Birrul Walidain” mengatakan, bahwa menurut hadits di atas terdapat tiga tata tertib dalam mendidik anak, yaitu: mengingatkan kewajiban shalat kepada Allah. Kalau mereka membangkang perintah orangtuanya dalam melakukan taat kepada Allah, dibolehkan untuk memukulnya, dan pada usia sepuluh tahun mereka harus dipisahkan tempat tidur, terutama dengan kedua orangtuanya.

Dalam “Tarikh Al-Bukhari” dikatakan, bahwa Nabi Saw bersabda, “Tidak ada pemberian ayah kepada anaknya yang lebih utama dari budi pekerti yang baik”.

Rasulullah bersabda, kata Ibnu Abbas Ra, “Pertama-tama ajarilah anak-anakmu dengan mengucapkan: Laa ilaa-ha illallah, dan talqinkan kepada mereka pada menjelang maut dengan ucapan : Laa ilaa-ha illallah” (HR. Al-Hakim).

Masih dari Ibnu Abbas Ra, para sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya, Rasulullah, kami sudah mengetahui hak dan kewajiban anak kepada ayahnya, lalu apa hak dan kewajiban ayah kepada anaknya?”.

Maka beliau bersabda, “Memilihkan nama yang baik dan mendidiknya dengan cara yang baik pula” (HR. Al-Baihaqi).

Menurut pendapat Sofyan Ats-Tsauri, sebaiknya orangtua mendorong anaknya belajar ilmu hadits. Karena selain ia bertanggung jawab tentang hal itu, cara seperti itu dapat memberi manfaat yang banyak, karena siapa yang ingin mendapatkan dunia dengan bekal ilmunya itu, maka ia akan memperolehnya. Dan siapa yang ingin mendapatkan akhirat dengan ilmunya, maka ia juga akan memperolehnya.

Dari An-Nu’man bin Basyir, bahwa Nabi Saw bersabda, “Berlaku adillah antara anak-anak kalian, berlaku adillah antara anak-anak kalian.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban).

Dan di dalam riwayat Muslim dikatakan, “Taqwalah kepada Allah, dan berlaku adillah di antara anak-anakmu”. Dalam “As-Shahih” ditambahkan, “Persaksikanlah hal ini kepada lain orang dariku”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

twelve − 5 =