Cerita KH Abdullah bin Nuh Bertemu Nabi dalam Mimpi Diungkap dalam Silaturahmi di Al Ihya

 Cerita KH Abdullah bin Nuh Bertemu Nabi dalam Mimpi Diungkap dalam Silaturahmi di Al Ihya

Bogor (Mediaislam.id) – Sejumlah asatiz, pimpinan ormas dan aktivis Islam di Bogor melakukan silaturahmi sekaligus halal bi halal di Majelis Al Ihya Kota Bogor, Senin (8/5/2023).

Di momen silaturahmi tersebut juga dilakukan ziarah ke makam almarhum KH Husni Thamrin, Pimpinan Majelis Al Ihya yang wafat setahun lalu, tepatnya pada Sabtu 26 Maret 2022.

Ada yang menarik dalam pertemuan itu, yaitu penjelasan tentang cerita ulama besar almarhum KH Abdullah bin Nuh yang bermimpi bertemu Rasulullah dalam masa perjuangan melawan penjajah Belanda.

Cerita tersebut disampaikan Pimpinan Majelis Al Ihya saat ini yaitu KH Chaerul Saleh yang meneruskan perjuangan KH Husni Thamrin.

KH Husni Thamrin sendiri adalah murid kesayangan dari KH Abdullah bin Nuh.

KH Abdullah bin Nuh adalah salah satu kharismatik dari Jawa Barat yang gigih berjuang melawan penjajahan di Indonesia.

Sebagai wali Allah yang memiliki banyak karamah, Ulama yang akrab disapa “Mama” Abdullah bin Nuh itu dikaruniai kemuliaan bisa bermimpi bertemu Rasulullah.

Salah satu kisahnya adalah sewaktu dalam masa perjuangan, Mama berencana mendatangkan senjata sebagai upaya melawan penjajahan di Tanah Air.

Mimpi Mama bertemu Rasulullah terjadi ketika Mama bersama umat Islam sedang berjihad untuk memerdekakan Indonesia melawan pasukan penjajah Belanda.

Momen tersebut terjadi saat Mama menjadi tentara PETA wilayah Jawa Barat, Mama memiliki satu amalan bershalawat kepada Rasulullah yang tak putus setiap harinya.

KH Chaerul Saleh membacakan shalawat tersebut, yaitu:

الصَلاَةُ وَالسلامُ علَيْكَ يَاسَيِّدِيْ يَارَسْوْلَ اللهِ خُـــذْ بِيَدِيْ قدخلت حِيْلَتِيْ أَدْرِكْنِيْ يَارَسْوْلَ اللهِ

Rahmat dan salam senantiasa dicurahkan kepadamu wahai Rasulullah, peganglah tanganku, sudah tiada sedikitpun upayaku, maka tolonglah aku wahai Rasulullah.

Kiai Chaerul bercerita, melalui mimpi dan shalawat tersebut muncul isyarat bahwa Rasulullah SAW merestui rencana KH Abdullah bin Nuh mendatangkan senjata untuk melawan penjajah Belanda.

“Alhamdulillah melalui keberkahan shalawat, akhirnya Allah berikan kekuatan dan kemenangan kepada umat Islam ketika itu,” ujarnya.

Menurutnya, shalawat tersebut perlu juga diamalkan di masa sekarang, di mana kondisi negeri masih dalam keadaan yang cukup memperihatinkan.

Bukan untuk mengangkat senjata, melainkan adanya keberhasilan dari setiap upaya perbaikan negeri ini khususnya yang dilakukan oleh umat Islam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 × 2 =