Ceramah Maulid di Al Hijri Ciper, Kiai Muhyiddin Ingatkan Bahaya Kufur Nikmat

 Ceramah Maulid di Al Hijri Ciper, Kiai Muhyiddin Ingatkan Bahaya Kufur Nikmat

Bogor (Mediaislam.id) – Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyiddin Junaidi mengajak umat Islam khususnya penyelenggara pemerintahan untuk tidak kufur nikmat dalam mengelola negara.

Indonesia sebagai negara dengan Muslim terbesar di atas permukaan bumi, sebanyak 230 juta umat Islam ada di Indonesia.

“Tetapi apakah jumlah yang besar ini sudah mampu mengendalikan dan mengarahkan Indonesia menjadi negara yang kuat? negara yang sejahtera? negara yang harmonis? negara yang beraklaqul karimah? ternyata belum,” kata Kiai Muhyiddin dalam peringatan Maulid Nabi Muhhammad SAW di Masjid Al Hijri II, Perumahan Ciomas Permai (Ciper), Bogor, Ahad (9/10/2022).

Setelah Indonesia merdeka, kata Kiai Muhyiddin, saat itu jumlah umat Islam sebanyak 94 persen, namun sekarang jumlahnya turun menjadi 87 persen.

Sementara itu, Indonesia juga diberikan kekayaan yang luar biasa. “Indonesia punya segalanya. Emas misalnya, cadangan emas terbesar di dunia ada di Indonesia, selain di Papua ada juga di Banyuwangi,” ungkapnya.

Namun, sumber daya alam yang melimpah ini belum membuat Indonesia kaya, malah yang terjadi angka kemiskinan naik.

“Mengapa? karena kufur nikmat, tidak mampu mengelola sumber daya alam dengan baik,” jelas Kiai Muhyiddin.

“Siapa yang punya lahan luas di Indonesia? apakah umat Islam, bukan. Di dalam negeri juga terjadi banyak masalah ekonomi, politik dan lainnya,” tambahnya.

Menurutnya, jika kufur nikmat dan mengelola tidak sesuai aturan sang maha pencipta, maka yang merasakan akibat susahnya adalah semuanya.

“Terjadinya kezaliman karena orang sholehnya diam, cendekiawannya diam, ulamanya diam. Dan diam terhadap kemunkaran itu artinya mendukung kezaliman tersebut,” jelas Ketua Dewan Pembina Jaringan Alumni Timur Tengah Indonesia (JATTI) itu.

Oleh karena itu, ia mengajak kaum Muslimin untuk menjadi muslim sejati yang mampu membangun peradaban yang baik. *

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

14 + 9 =