Blokade Zionis Israel Akibatkan Krisis Kemanusiaan Parah di Jalur Gaza

Ilustrasi: Penanganan pasien korban serangan Zionis Israel di RS Indonesia di Gaza. [foto: MER-C Indonesia]
Jakarta (MediaIslam) – Organisasi kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia menyebutkan, Jalur Gaza saat ini menghadapi krisis kemanusiaan yang sangat parah akibat blokade Israel terhadap daerah kantong tersebut.
Osama Qudeih, Dokter Pediatri di Klinik Al Aqsa B di Al-Mawassi, Gaza Selatan, yang dikelola MER-C bersama Kementerian Kesehatan (MoH) Palestina, melaporkan, sebagian besar pasiennya adalah anak-anak yang kekurangan gizi, baik pada tahap awal maupun tahap yang sangat mengkhawatirkan.
Dari sekitar 200 kasus yang ditanganinya, 40 hingga 50 di antaranya merupakan kasus malnutrisi serius.
“Kasus malnutrisi terutama terjadi pada anak-anak di bawah usia dua tahun, dengan penyebab utama berupa melemahnya sistem kekebalan tubuh mereka,” kata dokter Osama sebagaimana disiarkan MER-C, dikutip Selasa (06/05/2025).
“Hal itu juga disebabkan oleh kurangnya (defisiensi) berbagai ketersediaan jenis makanan,” imbuhnya.
Ia mengatakan kelangkaan dan tidak adanya susu formula bayi di pasaran berdampak sangat signifikan.
“Beberapa gejala yang muncul antara lain adalah penurunan berat badan, di mana dalam banyak kasus dapat menjadi sangat berbahaya,” kata Osama.
Untuk menangani kondisi tersebut, sebelumnya Kementerian Kesehatan memberikan suplemen gizi secara rutin ke klinik tersebut.
Namun, stok yang tersedia mulai menipis karena kebutuhan terus meningkat dan pasokan di pasaran semakin terbatas.
Basel Al-Basyouni, Dokter Spesialis Ortopedi di Rumah Sakit Indonesia, mengatakan kondisi kelaparan juga sangat terasa di wilayah utara Jalur Gaza.
Dia menyebutkan bahwa wilayah itu saat ini menderita kelaparan luar biasa di tengah genosida yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel.
Selain serangan udara yang menyasar lembaga masyarakat, tempat tinggal warga sipil, dan gudang penyimpanan makanan, blokade yang terus berlanjut menyebabkan lonjakan harga bahan pangan yang drastis. Dampak negatifnya bisa dirasakan oleh penduduk Gaza, khususnya para pencari nafkah.