Bencana di Masa Khalifah Al-Mutawakkil ‘Alallah
Wajah Al-Mutawakkil yang diukir di atas dirham perak.
Pada 240 H, penduduk kota Khalath mendengar sebuah suara yang menggelegar dari langit sehingga menyebabkan kematian para penduduk dalam jumlah yang besar. Di Irak sendiri turun hujan es sebesar telur ayam, sedangkan di Maghrib sebanyak sepuluh desa porak poranda.
Pada 241 H, bintang-bintang seakan bergelombang di atas langit seperti laron yang muncul di malam hari. Peristiwa tersebut sungguh membuat semua penduduk merasa ngeri ketika menyaksikannya.
Pada 242 H, terjadi gempa besar di Tunis serta daerah-daerah yang ada di sekitarnya. Peristiwa serupa juga terjadi di Khurasan, Ray, Naisabur, Thubristan dan Ashfahan. Gunung-gunung dan tanah-tanah terbelah dengan belahan yang besar, sedangkan desa Suayda’ dihujani batu-batu besar dari langit. Di antara batu yang turun dari langit ada yang beratnya kurang lebih sepuluh rithl (satu rithl= 8 ons).
Di Halb waktu itu ada seekor burung berwarna putih tanpa diketahui dari mana asalnya. Burung putih itu bersuara, “Wahai manusia, bertakwalah kalian kepada Allah, Allah! Allah! Allah!” Burung itu berbunyi sebanyak empat puluh kali kemudian terbang kembali. Pada keesokan harinya dia datang lagi dan melakukan hal yang sama. Al Barid menuliskan hal itu dan dibenarkan oleh lima ratus orang yang menyaksikannya.
Pada 245 H, terjadi gempa besar di seluruh belahan bumi sehingga banyak menghancurkan berbagai kota dan benteng-benteng serta jembatan-jembatan. Di Anthakiyah ada sebuah gunung yang longsor ke lautan. Penduduk bumi banyak mendengar suara-suara gelegar dari langit.
Di Mesir terjadi bencana besar, sedangkan para penduduk Bilbis, sebuah wilayah pinggiran Mesir mendengar suara yang sangat keras. Akibatnya banyak penduduk Bilbis yang meninggal. Mata air di kota Makkah kering. Melihat kenyataan ini al-Mutawakkil segera mengirim uang sebanyak seratus ribu dinar sebagai biaya untuk pengaliran air dari Arafah ke Makkah. [SR]
