Atasi Korupsi, Ini Solusi Menurut Anies
Jakarta (Mediaislam.id) – Indonesia menjadi negara yang dianggap turun dalam penanganan korupsi. Korupsi seharusnya menjadi borok memalukan yang seharusnya segera diatasi. Bukan menjadi masalah yang semakin hari, semakin membesar.
“Menurut hemat kami salah satu sumber utama persoalan korupsi adalah belum dilakukannya reformasi pembiayaan partai yang belum disentuh” ujar Anies dalam acara Mukernas MUI beberapa waktu lalu di Jakarta.
Indonesia memiliki PR yang sangat penting, yaitu memberantas korupsi yang sudah menjadi akar dari permasalahan bernegara. Menurut Anies, ada yang terlupakan dalam reformasi yang sudah dikerjakan.
“Kita sudah reformasi pengadaan penyelenggaraan pemilu dari partai yang hanya tiga menjadi partai yang bebas. Kita sudah reformasi hubungan pusat daerah dan otonomi daerah dengan desentralisasi. Kita juga sudah reformasi hubungan antar lembaga negara, presiden, DPR, MA, MK, BPK. Namun, partai politik belum direformasi” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Anies mengatakan, dalam pembiayaan operasional partai, negara tidak mau tahu sama sekali. Tidak ada biaya alokasi dan tidak mau tahu. Konsekuensinya setiap partai dituntut untuk mencari kreativitas membiayainya. Namun, kreativitas disini menjadi sifat negatif yang rentan kepada praktik koruptif.
“Kenapa kita tidak mau berterus-terang bahwa nyatanya kita tidak mengatur dengan mengatakan wilayah politik mereka, dibiarkan mencari dana sendiri. Kami menganggap ini merepotkan. Dan menurut kami ini harus reformasi. Banyak negara lain yang sudah mempraktekkan. Kalaulah masalah ini dibereskan, maka salah satu sumber korupsi dapat kita kendalikan.” ungkap Anies.
Sudah disebutkan salah satu upaya memberantas korupsi adalah dengan mereformasi partai politik yang ada di Indonesia. Berikutnya, mengenai penegakan hukum. Penegakan hukum korupsi disebabkan oleh tiga potensi.
“Pertama, Korup karena kebutuhan. Ada orang yang gajinya hanya cukup untuk hidup 20 hari, 10 hari sisanya dia mau bagaimana? Kalau dia tidak mencuri atau berkorupsi pilihan yang orang tersebut lakukan. Penegakan hukum nyatanya tidak menjerakan si pelaku ini. Solusinya adalah negara harus menyelesaikan kebutuhannya bukan malah diberikan hukuman berat.” tuturnya.
Kedua, lanjut Anies Baswedan, Korup karena keserakahan. Potensi korup ini yang merebak di negara kita. Pejabat yang serakah akan kekayaan mesti dihukum berat. Koruptor model seperti ini biasanya takut miskin, jadi solusi untuk mengendalikannya adalah dengan menyita semua aset yang dia miliki.
“Ada yang mengusulkan hukuman mati. Saya sampaikan selama sistem penegakan hukum di Indonesia belum sempurna, jangan letakkan hukuman mati disini. Karena ketika kita melakukan kekeliruan kemudian muncul bukti baru. Ternyata koruptor tersebut tidak terbukti bersalah namun sudah dihukum mati maka kita tidak bisa mengembalikannya. Solusi tepat dimiskinkan saja, jikalau tidak terbukti beri kembali aset yang disitanya.” ujar mantan ketua komite etik KPK Tahun 2012 itu. [ ]
