Apa Itu Rezeki?

Renungkanlah firman-Nya dan janji-Nya di atas itu, supaya Anda tidak tertipu dengan sarana dan ikhtiar. Pahamilah arti dan maksudnya, agar kaki Anda tidak mudah tergelincir, padahal seharusnya ia makin dikukuhkan, kepala Anda tidak mudah ditundukkan, padahal seharusnya ia ditegakkan. Allah Ta’ala telah memberi jaminan kepada semua makhluk-Nya, bahwa rezeki mereka akan senantiasa dijamin, supaya mereka hidup terhormat dan mulia, tidak menundukkan kepalanya kecuali kepada-Nya sendiri.

Sekali lagi, rezeki itu apa yang dapat dimanfaatkan oleh orang itu atau oleh yang diberi rezeki. Manfaat itu ada dua bentuk:

Pertama: manfaat materi, untuk orang itu mempertahankan hidupnya. Kedua: manfaat nilai-nilai, untuk memperkaya kehidupannya.

Yang pertama rezeki, dan yang kedua juga rezeki. Apa yang dimaksud dengan manfaat materi, dan apa yang dimaksud dengan manfaat nilai-nilai itu?

Sebenarnya ketika Allah Ta’ala menciptakan makhluk-Nya, Dia telah menyiapkan dua macam karunia-Nya. Karunia Uluhiyah dan karunia Rububiyah. Masing-masing berbeda dari yang lain. Karunia Rububiyah, bahwa Allah Ta’ala adalah Rabbulalamin, Tuhan si Mukmin dan si Kafir, Tuhannya orang yang menyembah-Nya, dan orang yang kafir kepada-Nya.

Karena Dia Ta’ala adalah Tuhan Yang Maha Pemurah, dan karena Dia yang telah mengundang seluruh makhluk-Nya lahir ke dalam kehidupan ini, maka dengan sendirinya Dia memberikan jaminan kepada mereka untuk mempertahankan kehidupannya dengan memenuhi rezekinya.

Karena itulah, Dia menetapkan makan minumnya selama hidupnya. Makan minumnya itu sudah ada di bumi sejak Allah Ta’ala menciptakan bumi ini, dan rezeki itu cukup dimakan oleh semua yang hidup di atasnya, dan takdir-Nya itu tidak akan berakhir hingga akhir zaman, sampai berakhirnya kehidupan dari alam semesta ini.[]

Sumber: Prof. Dr. M. Mutawwali Asy Sya’rawi. Rezeki (terjemah dari kitab ‘Ar-Rizqu’). Jakarta: GIP, 1993.