Akhlak yang Utama adalah Memberikan Maaf

Ilustrasi
Di antara perbuatan utama adalah memberikan maaf kepada orang yang menyakiti kita. Berkata Hasan Al-Basri Rahimahullah,
كانوا يقولونَ: أفضلُ أخلاقِ المؤمنينَ العَفْوُ .
” Mereka (para ulama) berkata: Akhlak kaum mukminin yang paling utama adalah memberi maaf.” (Az-zuhud, imam Ahmad:1/287)
Ibnu Qudamah dalam Minhaju Qashidin menjelaskan bahwa makna memberi maaf di sini ialah sebenarnya engkau mempunyai hak, tetapi engkau melepaskannya, tidak menuntut balas (qishas) atasnya atau denda kepadanya.
Quraish Shihab dalam Membumikan Al-Quran menjelaskan: Kata maaf berasal dari bahasa Al-Quran al’afwu yang berarti “menghapus” karena yang memaafkan menghapus bekas-bekas luka di hatinya. Bukanlah memaafkan namanya, apabila masih ada tersisa bekas luka itu didalam hati, bila masih ada dendam yang membara. Boleh jadi, ketika itu apa yang dilakukan masih dalam tahap”masih menahan amarah”. Usahakanlah untuk menghilangkan noda-noda itu, sebab dengan begitu kita baru bisa dikatakan telah memaafkan orang lain.
Islam mengajak manusia untuk saling memaafkan. Dan memberikan posisi tinggi bagi pemberi maaf. Karena sifat pemaaf merupakan bagian dari akhlak yang sangat luhur, yang harus menyertai seorang Muslim yang bertakwa.
Allah Azza Wa Jalla berfirman:
وَجَزٰٓؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ ۥ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ ۥ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِينَ
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim.” (QS. Asy-Syura: Ayat 40)
Dari Uqbah bin Amir, dia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “wahai Uqbah, bagaimana jika kuberitahukan kepadamu tentang akhlak penghuni dunia dan akhirat yang paling utama? Hendaklah engkau menyambung hubungan persaudaraan dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu, hendaklah engkau memberi orang yang tidak mau memberimu dan maafkanlah orang yang telah menzalimimu.” (HR.Ahmad, Al-Hakim dan Al-Baghawy).
Dalam berbagai ayat dalam Al-Quran adalah perintah untuk memberi maaf. Kesan yang disampaikan oleh ayat-ayat ini adalah anjuran untuk tidak menanti permohonan maaf dari orang yang bersalah, melainkan hendaknya memberi maaf sebelum diminta.
Mereka yang enggan memberi maaf pada hakikatnya enggan memperoleh pengampunan dan Allah Azza wa Jalla. Tidak ada alasan untuk berkata, “Tiada maaf bagimu”, karena segalanya telah dijamin dan ditanggung oleh Allah Azza wa jalla.
Memaafkan atau-pun meminta maaf adalah perbuatan mulia. Jadilah pemaaf dan siaplah untuk meminta maaf. Wallahu a’lam. (AM)