Ahli Ekonomi Syariah Sarankan Perbaikan Prodi Ekonomi Syariah agar Sesuai Kebutuhan Industri
Prof. Nur Hidayah
Jakarta (MediaIslam.id) – Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Nur Hidayah memandang perlunya peningkatan kualitas program studi (prodi) yang berada dalam rumpun ilmu ekonomi dan keuangan syariah sehingga dapat melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang selaras dengan kebutuhan industri.
Hal tersebut dilakukan mengingat kondisi “mismatch” atau ketidaksesuaian antara lulusan dan kebutuhan industri masih menjadi tantangan dalam pembangunan SDM di bidang ekonomi dan keuangan syariah.
“Ini kan tentu saja artinya kita berkaca kepada kualitas pendidikan, untuk program studi yang berada dalam rumpun ekonomi dan keuangan syariah yang masih perlu terus ditingkatkan,” kata Nur dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Institute for Development of Economics and Finance (Indef) secara daring di Jakarta, Kamis (04/04/2024).
Salah satu langkah yang dia rekomendasikan yaitu perombakan kurikulum ekonomi dan keuangan syariah agar lebih cocok dengan kebutuhan industri.
Perombakan tersebut, kata Nur, misalnya dapat dilakukan dengan mengintegrasikan antara bobot ilmu syariah murni dengan ilmu keuangan dan perbankan.
“Sehingga lulusan itu memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan tidak hanya ilmu syariahnya tapi juga ilmu di bidang keuangan dan perbankan. Kemudian mereka mampu menjahit dan meramu dan mem-blending itu menjadi sebuah skill kompetensi yang mumpuni di bidang ekonomi dan keuangan syariah,” kata dia.
Menurut Associate Peneliti INDEF itu, saat ini masih terjadi dikotomi antara perguruan tinggi yang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan perguruan tinggi di bawah Kementerian Agama. Masalah dikotomi pada akhirnya turut berimbas pada kualitas program studi ekonomi dan keuangan syariah.
Dia menilai, saat ini nuansa keilmuan Islam tradisional dengan metode hafalan cenderung masih diterapkan di dalam PTKIN. Di sisi lain, menurut Nur, pengajaran yang menekankan pada aspek analisa kritis dan teknikal belum banyak dikembangkan di prodi-prodi ekonomi dan keuangan syariah, khususnya di PTKIN. Padahal, imbuh dia, kemampuan analisa kritis dan teknikal tersebut sangat dibutuhkan oleh industri terutama industri ekonomi dan keuangan syariah.
Oleh sebab itu, Nur mendorong pemerintah agar pengelolaan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKIN) dapat sepenuhnya berada di bawah satu atap Kemendikbudristek. Harapannya, PTKIN memiliki standar dan kualitas yang sama dengan perguruan tinggi pada umumnya.
“Menurut saya ini sudah eranya keterbukaan. Mari kita sama-sama tidak perlu lagi ada dikotomi antara pendidikan agama dan pendidikan umum, kita satukan dalam satu atap di Kemendikbudristek agar standar semuanya itu menjadi sama,” kata dia.
Selain itu, Nur juga mendorong agar pemerintah lebih memperbanyak proporsi beasiswa di bidang ekonomi dan keuangan syariah khususnya untuk para sarjana yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri.
