Agresi dan Yahudisasi Tahun 2022 Meningkat di Al-Quds
Al-Quds (Mediaislam.id) – Selama tahun 2022, agresi Zionis dan yahudisasi tempat-tempat suci di al-Quds dan penguatan permukiman Yahudi meningkat, sesuai dengan rencana pemerintah pendudukan Zionis Israel dan dukungan serta pelaksanaan proyek-proyek permukiman oleh asosiasi ekstremis Yahudi.
Dilansir Pusat Informasi Palestina, Rabu (28/12/2022) dilaporkan bahwa Yahudisasi bervariasi antara intensifikasi penyerbuan ke halaman Masjid al-Aqsha dan agresi terhadap tempat-tempat suci Kristen dan Islam, yang disertai banyak fenomena baru di tempat-tempat suci dan Kota Tua.
Banyak pengamat Al-Quds menyimpulkan bahwa penyerbuan-penyerbuan yang diselingi dengan ibadah-ibadah Yahudi dan ritual Talmud, seperti mempersembahkan kurban, meniup terompet, dan menerbitkan foto-foto telanjang wanita Israel di Masjid al-Aqsha untuk membuktikan bahwa fasilitas-fasilitas al-Quds dan al- Aqsha adalah bagian dari rincian kehidupan sehari-hari Israel.
Konflik di al-Quds meningkat pada saat pemerintah pendudukan Zionis Israel berpacu dengan waktu untuk memutus masa depan kota al-Quds dan tempat-tempat sucinya, di tengah-tengah kegigihan warga Palestina dan al-Quds untuk bersiaga di al-Quds dan Masjid al-Aqsha guna menggagalkan rencana rencana-rencana yahudisasi yang meningkat.
Yahudisasi yang dibiayai
Kota Suci al-Quds dan Masjid Al-Aqsha tidak terbiasa dengan jenis penyerbuan berulang yang intens ini, yang terjadi di bawah perlindungan polisi Israel, yang pemerintahnya membiayai kegiatan permukiman Zionis Yahudi dan kelompok-kelompok ekstremnya.
Pemerintah Israel tidak memberikan dukungan langsung kepada kelompok-kelompok ekstremis yang mengatur penyerbuan dan aktivitas yahudisasi karena takut pemerintahnya menghadapi proses peradilan dan tuntutan secara hukum karena telah menciptakan celah provokasi perselisihan agama.
Suhail Khalilia, Direktur Unit Pemantauan Permukiman “ARIJ Institute”, membenarkan bahwa ada pihak resmi dari pemerintah pendudukan Zionis yang mendukung kegiatan penyerbuan dan yahudisasi oleh kelompok-kelompok ekstrimis, karena sesuatu yang terjadi berulang tidak mungkin terjadi kecuali sesuai prosedur resmi.
Kepada Pusat Informasi Palestina, dia menambahkan, “Semua kelompok ekstremis Yahudi memberikan insentif untuk mendorong penyerbuan berulang kali terhadap Masjid al-Aqsha dan al-Quds, dan mereka mengumumkan hadiah untuk setiap peserta penyerbuan.”
Khalilia menyatakan bahwa asosiasi permukiman Yahudi dan yahudisasi menerima dukungan pemerintah dan pada gilirannya memberikan insentif dan dukungan bagi para penyerbu melalui keterlibatan lembaga swasta Israel, individu dan tokoh ekstremis terkenal yang memfasilitasi penyerbuan dengan memperkuat dukungan logistik dan mengamankan transportasi.
Di masa lalu, asosiasi permukiman Yahudi dan para ekstremis Zionis menawarkan hadiah dan insentif, tetapi hari ini terjadi dengan berulang kali dan eskalasi yang besar, beberapa di antaranya mencapai 500 shekel untuk setiap peserta dalam penyerbuan, sehingga jumlah penyerbu yang dilindungi oleh polisi bertambah.
Khalilia berpendapat bahwa pada dekade terakhir terjadi intensifikasi nyata kegiatan asosiasi ini, yang diterjemahkan ke dalam peningkatan bagian jatah organisasi-organisasi agama dalam program permukiman Yahudi, kursi pemerintahan dan Knesset.
Para menteri dan perwira senior tentara pendudukan Zionis Israel, keamanan, dan polisi telah mendekati para pemimpin kelompok-kelompok ekstremis, para pemimpin penyerbuan dan yahudisasi, dan mendukung permukiman sesuai dengan rencana ekstrem kanan, yang menyusup dengan kuat dan mendominasi keputusan di “Knesset” dan koalisi pemerintah Israel.
