Agar Istiqamah ‘Berhijrah’

 Agar Istiqamah ‘Berhijrah’

Ilustrasi

فَٱسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّى لَآ أُضِيعُ عَمَلَ عَٰمِلٍ مِّنكُم مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ ۖ بَعْضُكُم مِّنۢ بَعْضٍ ۖ فَٱلَّذِينَ هَاجَرُوا۟ وَأُخْرِجُوا۟ مِن دِيَٰرِهِمْ وَأُوذُوا۟ فِى سَبِيلِى وَقَٰتَلُوا۟ وَقُتِلُوا۟ لَأُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّـَٔاتِهِمْ وَلَأُدْخِلَنَّهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ ثَوَابًا مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلثَّوَابِ

Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik (QS. Ali ‘Imran ayat 195).

المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ ، وَالمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ

Muslim yang sejati adalah orang-orang Islam yang lain selamat dari gangguan lisannya dan gangguan tangannya. Dan muhajir (berhijrah) yang sejati adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah. (HR. Bukhari)

Komitmen dalam Hijrah

Hijrah di jalan Allah tak lah mudah. Karena begitu agung ganjarannya yaitu rahmat dan syurgaNya. Banyak rintangan, godaan dan hambatan senantiasa melemahkan perjalanannya. Butuh benteng iman dalam mengawali dan menjaga spirit hijrah, walaupun sejuta masalah datang. Beberapa hal yang dapat dilakukan agar istiqamah dalam hijrah:

Pertama, luruskan niat. Penting menjaga niat berhijrah hanya karena Allah dan RasulNya. Niat inilah yang akan menentukan ganjaran di sisi Allah. Niat inilah yang akan menguatkan pundak memikul beban berat dalam perjalanan hijrah. Niat ini akan terpelihara pada diri dengan mengikatkan amal berstandar akidah dan syariat Islam. Selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Imunitaskan diri dari niat hijrah karena dunia atau laki-laki/wanita pujaan. Dunia hanya permainan dan sementara. Saat ajal menjemput sirnalah dunia, sedangkan akhirat kampung yang abadi. Rasulullah SAW bersabda:

إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ

Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju. (HR. Bukhari dan Muslim)

Kedua, thalabul ‘ilmi. Tak ada jalan untuk mengikatkan amal pada akidah dan syariat Islam kecuali dengan menuntut ilmu. Tanpa ada ilmu hijrah hanya bermodal semangat, ibarat ruh tanpa jasad, akan sia-sia.

Tak hanya berlimpah pahala, menuntut ilmu akan memelihara spirit hijrah dan menuntun diri istiqamah dalam beramal. Sehingga sudah menjadi kewajiban diri untuk selalu hadir dan menghidupkan majelis ilmu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

20 − 9 =