Validasi Orang dalam Amal Kita

 Validasi Orang dalam Amal Kita

Ilustrasi

HAI yang di sana, iya kamu. Gimana kabarnya? Baik-baik aja kan?

Please, jawab pertanyaan aku sejujur-sejujurnya. Jawab dalam hati aja, okay? Is everything alright, darling?

Mungkin beberapa dari kalian ada yang lagi bersedih karena kecewa, putus asa, sedih, bingung. Untuk kamu, aku cuman punya satu kalimat buat kamu. Kamu boleh sedih, tapi ingat, ini bukan akhir dari segalanya, ya.

Bagi kamu yang lagi senang, lega, aku ucapkan untukmu selamat. Semoga kamu bisa selalu bahagia, walaupun semesta tidak mengizinkannya.

Anyways, back to the topic. Sebelumnya aku mau ingatkan kamu lagi. Dalam hidup, kamu harus ingat kalau manusia tidak akan pernah bisa kabur dari masalah. Masalah akan selalu mengejar manusia, sampai dia tidak bisa lari lagi.

Hingga akhirnya, kita buntu. Kita tidak menemukan jalan keluar, terperangkap dalam sebuah penjara yang amat gelap dan dingin.

Aku baru saja menemukan fakta menarik di lingkunganku sehari-hari. Kamu pernah gak, ketemu sama orang yang independen?

Sebenarnya kemampuan yang dia miliki jauh di atas melebihi orang lain, prestasinya jelas, ilmunya luas. Tapi dia jarang sekali dipuji, karena yang dilihat ‘selalu orang lain!’ hingga akhirnya dia tidak lagi bersemangat untuk meng-upgrade diri dan menambah amalannya.

“toh, buat apa? Orang-orang juga gak ada yang liat aku gini gitu, aku harus gimana sih supaya orang-orang notice aku?”

Don’t worry, aku juga pernah merasakan itu di umur-umur aku belum bisa berpikir lebih dewasa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

five × 3 =