ADI Kota Bogor Siap Lahirkan Dai yang Multi Kompetensi
Bogor (Mediaislam.id) – Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Kota Bogor menggelar stadium general bertema “Melahirkan Da’i Multi-Kompetensi yang Siap Menjawab Tantangan Umat Akhir Zaman” di Pondok Pesantren Al-Qur’an wal-Hadis (Maqdis), di Situgede, Kota Bogor pada Ahad (5/10/2025).
Stadium general tersebut adalah kegiatan perkenalan program ADI khusus yang akan dilaksanakan di Ponpes Maqdis. Program ADI khusus merupakan kegiatan pembelajaran kurikulum ADI yang bersinergi dengan pihak lain, yang dalam hal ini dengan Ponpes Maqdis.
Acara yang berlangsung dari pukul 08.00 pagi hingga 11.30 WIB ini menghadirkan sejumlah tokoh dan cendekiawan Muslim, dengan Prof. Dr. Ir. H. Ahmad Muflih (AM) Saefuddin sebagai narasumber utama. Hadir juga sekitar 120 peserta dari kalangan santri, mahasiswa, dan kader dakwah.
Kegiatan dibuka oleh KH Muhammad Abas Aula, Ketua Majelis Syuro Dewan Da’wah Bogor sekaligus tuan rumah acara. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya dakwah sebagai tugas utama bagi setiap Muslim. “Pekerjaan terbaik adalah berdakwah, dan itu kewajiban kita sebagai muslim,” ujar Pimpinan Ponpes Maqdis itu di hadapan para santri dan peserta.
Direktur ADI Bogor Ustaz Abdul Khalim, turut menyampaikan apresiasi kepada Prof. AM Saefuddin atas semangat dan kiprahnya yang terus berlanjut meski telah lanjut usia. “Tahun ini beliau berusia 85 tahun. Tidak banyak orang yang bisa memberikan kuliah di usia tersebut,” ungkapnya.
Sementara itu, Prof. AM Saefuddin dalam pemaparannya menekankan bahwa Islam adalah agama yang mencakup seluruh aspek kehidupan dan senantiasa relevan di setiap tempat dan zaman. Menurutnya, tantangan yang dihadapi umat Islam di akhir zaman menuntut hadirnya para da’i yang tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga memahami dan memanfaatkan ilmu pengetahuan serta teknologi.
Prof AM Saefuddin menekankan perlunya penguasaan berbagai kompetensi, mulai dari ilmu agama, sosial,agar para da’i mampu berdakwah secara efektif di tengah masyarakat modern. “Da’i hari ini tidak cukup hanya pandai berceramah. Mereka harus bisa menjadi pemimpin, komunikator, pendidik, sekaligus problem solver di tengah umat,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa umat Islam perlu memiliki lima pilar kekuatan: kekuatan akidah, akhlak karimah, kekuatan ilmu, kekuatan ekonomi (i’tishadi), dan kekuatan berjamaah (jama’i). Dakwah, menurutnya, harus bersifat transformasional—yakni membawa perubahan dari Muslim yang minimalis menjadi Muslim kaffah, dari nonmuslim menjadi mualaf, serta dari mustahik menjadi muzakki.
“Tidak ada kekuatan tanpa persatuan, tidak ada persatuan tanpa sifat-sifat utama, tidak ada sifat-sifat utama akhlak mulia tanpa agama, tidak ada agama tanpa dakwah,” jelas Prof. AM Saefuddin dalam salah satu bagian ceramahnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya menyeimbangkan ilmu agama dan ilmu dunia. “Belajar ilmu dunia jangan ditinggalkan. Itu penting, karena dunia adalah kebun untuk dipanen di akhirat,” ucapnya.
Menutup ceramahnya, Prof. AM Saefuddin mengajak seluruh peserta untuk mengikhlaskan hidup mereka dalam perjuangan dakwah.
Stadium General ini menjadi pengingat pentingnya melahirkan generasi da’i yang multi-kompeten, berwawasan luas, berjiwa dakwah, dan siap menjawab berbagai tantangan umat di era penuh ujian seperti saat ini. [ ]
