Genosida di Gaza Masuki Hari ke-683, Pembantaian Masih Berlanjut

 Genosida di Gaza Masuki Hari ke-683, Pembantaian Masih Berlanjut

Gaza (Mediaislam.id) – Jalur Gaza kembali menjadi saksi derita kemanusiaan. Memasuki hari ke-683 sejak dimulainya agresi militer Israel pada Oktober 2023, penderitaan rakyat Palestina kian dalam. Serangan udara, tembakan artileri, dan kebijakan blokade membuat ribuan warga sipil yang lapar dan mengungsi kehilangan harapan, sementara dunia internasional hanya diam.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 29 warga tewas sejak fajar akibat rentetan serangan Israel. Puluhan lokasi permukiman dan tenda pengungsian dihantam, menambah panjang daftar keluarga yang hancur.

Salah satu tragedi paling memilukan terjadi di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, ketika sebuah tenda pengungsian dihantam pesawat tak berawak Israel. Serangan itu menewaskan lima orang, termasuk tiga anak beserta orang tua mereka.

Di Rafah, serangan udara menewaskan empat warga sipil, termasuk seorang ibu dan dua anaknya, saat mereka berlindung di tenda dekat Masjid Muawiya. Tragedi ini menambah deretan kasus di mana tenda-tenda pengungsi—yang seharusnya menjadi tempat aman—berubah menjadi kuburan massal.

Wartawan dan Anak Jadi Korban

Profesi jurnalis pun tak luput dari serangan. Islam Al-Komi, seorang wartawan, bersama anaknya tewas dalam serangan di kawasan Al-Sabra, Kota Gaza. Peristiwa ini kembali menegaskan bahwa Israel tidak hanya menyerang infrastruktur sipil, tetapi juga berusaha membungkam saksi-saksi genosida.

Kelaparan Sistematis: 266 Jiwa Tewas, Termasuk 112 Anak

Selain korban serangan langsung, kebijakan kelaparan Israel kini menjelma senjata pemusnah massal. Tiga warga meninggal akibat malnutrisi dalam 24 jam terakhir, sehingga total korban kelaparan mencapai 266 jiwa, di antaranya 112 anak-anak.

PBB memperingatkan bahwa Jalur Gaza berada di ambang bencana kelaparan besar-besaran. Juru bicara PBB, Stéphane Dujarric, menegaskan bahwa Israel hanya mengizinkan bantuan dalam jumlah minim, jauh di bawah kebutuhan mendesak dua juta pengungsi. Kantor HAM PBB menyebut situasi ini sebagai kebijakan yang disengaja untuk memblokir bantuan dan memperparah penderitaan rakyat Gaza.

Pelanggaran Hukum Internasional

Sejak dimulainya agresi, Israel telah melakukan lebih dari 15.000 pembantaian, menghancurkan 88% bangunan di Gaza, termasuk 149 sekolah dan universitas serta 828 masjid. Data resmi mencatat 62.064 jiwa gugur, 156.573 luka-luka, dan lebih dari 10.000 hilang.

Tindakan Israel jelas melanggar Konvensi Jenewa, yang melarang penggunaan kelaparan sebagai senjata perang, serta mengabaikan putusan Mahkamah Internasional yang memerintahkan penghentian genosida. Namun, dengan dukungan politik dan militer Amerika Serikat, Israel terus melanjutkan kebijakan penghancuran sistematis terhadap rakyat Palestina.

Gaza: Neraka di Abad Modern

Kini, lebih dari dua juta warga hidup dalam pengungsian paksa tanpa makanan, air, dan layanan medis. Ribuan anak-anak kelaparan, ratusan keluarga lenyap dari catatan sipil, sementara dunia memilih bungkam. Jalur Gaza, yang dahulu disebut “penjara terbuka terbesar di dunia,” kini menjelma neraka kemanusiaan yang menguji nurani umat manusia.

sumber: infopalestina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

nine + seventeen =