BWI Ajak Puluhan Dai MUI Tingkatkan Literasi Wakaf Uang

 BWI Ajak Puluhan Dai MUI Tingkatkan Literasi Wakaf Uang

Bekerja sama dengan MUI, BWI menggelar workshop Wakaf Uang pada Kamis, 20/03/2025.

Jakarta (MediaIslam.id) – Badan Wakaf Indonesia (BWI) menggandeng 80 dai atau penceramah berstandar Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam upaya meningkatkan literasi wakaf uang di tengah-tengah masyarakat.

“Para dai itu sudah menguasai banyak ilmu agama, namun masih banyak hal yang perlu di upgrade lagi, terutama terkait dengan ekonomi syariah termasuk di dalamnya terkait dengan keuangan sosial yang di dalamnya ada zakat, infak, sedekah, wakaf,” kata Wakil Ketua II BWI Ahmad Zubaidi dalam keterangannya dikutip dari ANTARA, Jumat (21/03/2025).

Upaya itu dilakukan BWI melalui sebuah workshop yang digelar di Kantor MUI, Jl Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis, 20 Maret 2025.

Melalui Workshop tersebut diharapkan puluhan dai tersebut dapat menjadi penggerak literasi wakaf di masyarakat. Apalagi potensi wakaf uang mencapai Rp181 triliun, tapi yang dikelola baru Rp3,2 triliun.

Ia menjelaskan Indonesia tengah berupaya membesarkan perwakafan karena potensi wakafnya yang sangat besar. BWI memandang para dai adalah orang yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Biasanya setiap dai memiliki jamaahnya sendiri-sendiri.

“Diharapkan para dai bisa meningkatkan literasi masyarakat terkait perwakafan khususnya wakaf uang. Karena kalau wakaf tanah, masyarakat sudah banyak yang paham,” kata dia.

Wakil Ketua I BWI Tatang Astarudin mengatakan salah satu problem perwakafan di Indonesia adalah literasi. Literasi masyarakat terkait wakaf masih di angka 50 persen saja.

“Artinya soal literasi wakaf perlu ada penguatan, nanti masyarakat tidak hanya sekadar tahu wakaf tapi juga berwakaf,” kata Tatang.

Ia menerangkan ada tiga agenda keumatan yang hari ini menjadi problem umat yakni pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan. Padahal wakaf menjadi salah satu solusi untuk menjawab permasalahan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.

Menurut dia, jika dana wakaf terkumpul banyak dan dimanfaatkan untuk wakaf produktif, maka bisa menyerap banyak tenaga kerja. Sehingga wakaf menjadi jawaban dari persoalan pengangguran dan kesejahteraan masyarakat.

“Maka para dai ini menjadi ujung tombaknya dalam meyakinkan masyarakat tentang wakaf,” ujarnya.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

11 − 9 =