Desak Penyetopan Genosida Gaza, Sejumlah Musisi Gelar Aksi Damai di Depan Kedubes AS

 Desak Penyetopan Genosida Gaza, Sejumlah Musisi Gelar Aksi Damai di Depan Kedubes AS

Aksi Koalisi Musisi Indonesia untuk Gaza di depan kantor Kedubes AS di Jakarta, Jumat (19/4/2024)

Jakarta (MediaIslam.id) – Sejumlah musisi dan aktivis yanag tergabung dalam Koalisi Musisi Indonesia untuk Gaza menggelar aksi unjuk rasa damai di depan Kantor Kedubes AS di Jakarta. Mereka menuntut penghentian aksi genosida yang dilakukan oleh Israel di Gaza, Palestina.

Aksi yang diinisiasi oleh Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) dan didukung oleh para seniman Indonesia itu digelar pada Jumat, 19 April 2024.

Aktivis hak asasi manusia (HAM) Fatia Maulidiyanti mengatakan, korban yang paling terdampak perang yang terjadi di Gaza adalah anak-anak dan perempuan, dan mereka membutuhkan pertolongan bersama.

“Apa pun yang bisa kita lakukan, hanya sekedar klik, atau sekadar menyuarakan pendapat kita, itu penting,” kata Fatia, seperti dilansir ANTARA.

Dia mengatakan, masyarakat perlu berpartisipasi dalam politik untuk bisa menyuarakan pendapat dan menghentikan semua konflik yang terjadi di seluruh dunia.

Artis Bella Fawzi mengatakan bahwa sebelum aksi yang dilakukan hari ini, dia dan beberapa musisi Indonesia sudah menciptakan lagu kolaborasi berjudul “Tanah Para Nabi”.

Dia mengatakan bahwa lagu tersebut sudah bisa didengar di platform musik digital dan menambahkan seluruh royalti dari lagu tersebut akan disumbangkan langsung ke Palestina.

“… lagu Tanah Para Nabi seluruh royaltinya akan kita kerahkan ke NGO Friends of Palestine Indonesia untuk nanti dialokasikan langsung ke Palestina,” ujar Bella.

Musisi Chiki Fawzi berharap agar masyarakat terus bersinergi untuk menyuarakan tentang apa yang terjadi di Palestina dan terus menyuarakan bahwa apa yang dilakukan AS dengan mendukung Israel adalah tidak benar.

Selain itu, seorang pria yang tidak mau menyebutkan namanya dan aktif di Palestina Post, mengatakan bahwa apa yang terjadi di Gaza sejak bulan Oktober 2023 sudah terjadi sejak 1948, serta genosida harus dilawan.

Dia juga mengatakan bahwa sekarang informasi sudah terbuka dan tidak ada yang bisa ditutupi, sehingga sekarang sudah sulit untuk membentuk opini publik. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

15 + 8 =