Yakinlah, Siapa pun Bisa Berangkat ke Baitullah

Ilustrasi: Masjidil Haram.
SIAPA pun bisa berangkat ke Baitullah. Sungguh karunia Allah yang besar di kala kita dipilih untuk bisa berangkat ke Baitullah. Karena pada dasarnya ke Baitullah itu untuk memenuhi panggilan Allah SWT. Panggilan ke Baitullah sudah Allah serukan dari sejak zaman Nabi Ibrahim AS.
Nabi Ibrahim diperintahkan Allah untuk memanggil umat manusia menunaikan ibadah Haji, dan diperintahkan untuk mengucapkan kalimat Talbiyah, “Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk. La syarika laka.” (Aku datang memenuhi panggilan-Mu, ya Allah. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji nikmat dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu).
Yakinlah, siapa pun bisa berangkat ke Baitullah, baik menjalankan ibadah Umrah atau naik Haji. Yang penting ada: Pertama, niat. Orang yang sudah berniat berangkat Umrah atau Haji, haruslah bersungguh-sungguh untuk mewujudkannya. Jika niat tersebut diwujudkan dengan melaksanakannya maka Allah akan mencatat sebagai kebaikan dan dilipatgandakan pahalanya. Hadits Rasulullah mengatakan, “Allah Azza wa Jalla akan mencatat pahala di sisi-Nya sebagai perbuatan 100 kebaikan sampai 700 kebaikan, bahkan berlipat-lipat ganda pahalanya” (diriwayatkan oleh Imam Al-Haddad).
Kedua, yakin. Jika sudah berniat, maka yakinlah bahwa Allah akan mempermudah jalan kita. Jangan sampai persoalan dunia mengalahkan niat kita. Kita mempunyai kesempatan yang sama dengan umat Muslim lain di dunia ini, tidak ada yang tak mungkin, asalkan mau dan bersungguh-sungguh.
Sering orang berpikir bahwa dirinya tak akan mampu berangkat ke Baitullah, berpikir biayanya yang tidak sedikit. Sebagai Muslim yang hanya bersandar kepada Allah Subhanahu wata’ala, bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Kaya, tidak ada yang tak mungkin bagi Allah jika Allah sudah berkehendak. Kita harus merubah cara berpikir kita bahwa perkara berangkat umrah atau haji adalah perkara karena Allah sudah memanggil kita, bukan hanya sekedar materi.
Ketiga, usaha yang ulet. Ada kisah inspiratif dari seorang pencari rumput yang berusaha terus menabung selama 19 tahun demi berangkat ke Baitullah bersama istrinya. Namanya Pak Paridjan (65 tahun), berasal dari Lamongan, Jawa Timur. Ia menyisihkan penghasilannya dari upah mencari rumput, sebulan penghasilannya Rp1,8 juta. Pak Paridjan menabung sejak 2005, menabung kadang Rp30 ribu, Rp50 ribu, Rp200 ribu per bulan. Jika ada rezeki tambahan lagi Rp1,5 juta. Penghasilan tambahan itu dari jasa memotong kambing.
Begitulah terus Pak Paridjan giat menambah tabungannya, hingga sampailah di tahun ke enam sekitar 2011 Pak Paridjan dan istrinya bisa mendaftar Haji regular dan mendapat jadwal keberangkat 2024. Alhamdulillah akhirnya ia dan bersama istrinya bisa berangkat ke Baitullah untuk menunaikan ibadah Haji, rukun Islam. Selama kita bersungguh-sungguh, konsisten dan komitmen, paksakan diri kita untuk menabung sehingga bisa memenuhi impian untuk menunaikan ibadah Haji ke di Baitullah.
Keempat, doa. Dengan keyakinan kuat, berdoa kepada Allah, apa pun masalahnya, kita punya Allah yang Maha Kaya, Maha Besar. Sandarkan diri kita dan minta tolonglah kepada Allah saja, bukan kepada makhluk Allah lainnya, sebagaimana pesan Rasulullah kepada Sayyidina Ibnu Abbas ra, “Jika saja apa yang kita minta belum terkabul, bisa jadi karena Allah masih merindukan lembutnya suara doa-doa yang kita panjatkan.”
Jangan pernah terbesit sedikit pun dalam pikiran kita bahwa Allah akan mengabaikan kita. Sesungguhnya Allah bersama prasangka hamba-Nya. Hendaknya kita merasa yakin bahwa doa kita akan dikabulkan, Aamiin.[]
Silvarina, Aktivis Muslimah di Pamulang Timur, Tangerang Selatan.