Wakaf sebagai Pilar Sosial: Praktik Wakaf Pendidikan dan Kesehatan di Turki

 Wakaf sebagai Pilar Sosial: Praktik Wakaf Pendidikan dan Kesehatan di Turki

Oleh:

Prof. Dr. Kautsar Riza Salman, SE., MSA., Ak., BKP., SAS., CA., CPA

(Professor Bidang Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah Universitas Hayam Wuruk Perbanas
Penulis Buku dan Peneliti
Pengurus Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Jatim Bidang Akuntansi Syariah)

Wakaf adalah salah satu instrumen amal jariyah dalam Islam yang berdampak sosial pada masyarakat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surah Ali Imran ayat 92, “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam juga bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dari shahabat yang mulia Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu: “Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau doa anak yang saleh.”

Sejarah Wakaf di Turki
Wakaf mencakup lebih dari sekadar masjid atau madrasah. Wakaf telah menjadi sarana untuk mendukung pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial. Di Turki, implementasi wakaf telah berkembang pesat sejak masa Kekhalifahan Utsmaniyah hingga era modern, memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat. Wakaf memainkan peran penting selama Kekhalifahan Utsmaniyah, yang dikenal dengan pembangunan kompleks külliye sebagai model pelayanan terpadu. Sampai saat ini, konsep ini terus berkembang dalam berbagai bentuk modern, seperti universitas, rumah sakit, dan pusat ekonomi berbasis wakaf.

Warisan Keemasan Wakaf Ottoman:

Külliye Sultan Suleiman
Külliye Sultan Suleiman, yang didirikan pada abad ke-16 di Istanbul, adalah salah satu contoh paling nyata dari kompleks wakaf Ottoman. Wakaf ini dirancang oleh arsitek terkenal Mimar Sinan, külliye ini mencerminkan kemegahan kekhalifahan sekaligus dedikasi terhadap pelayanan masyarakat. Komponen Külliye Sultan Suleiman sendiri terdiri dari masjid, madrasah, rumah sakit, dapur umum, perpustakaan, dan pasar.

1. Masjid Suleymaniye merupakan pusat spiritual külliye yang menjadi simbol kebesaran Islam Ottoman. Masjid ini dapat menampung ribuan jamaah dan menjadi tempat pembelajaran agama.

2. Madrasah sebagai fasilitas pendidikan yang melatih para ulama dan cendekiawan dalam berbagai bidang ilmu, baik agama maupun sains.

3. Rumah Sakit (Darüşşifa) menyediakan layanan kesehatan gratis atau berbiaya rendah bagi masyarakat miskin. Pada masa Ottoman, rumah sakit ini juga menjadi pusat penelitian medis.

4. Dapur Umum (Imaret) menyediakan makanan bagi mereka yang membutuhkan, termasuk musafir dan penduduk miskin.

5. Perpustakaan yang menyimpan ribuan manuskrip dan buku untuk keperluan pendidikan dan penelitian.

6. Pasar (Arasta) yang membantu menopang operasional külliye melalui pendapatan yang dihasilkan dari aktivitas ekonomi.

Külliye Sultan Suleiman tidak hanya menjadi pusat keagamaan tetapi juga pusat sosial dan ekonomi, mencerminkan filosofi wakaf sebagai instrumen pembangunan umat.

Wakaf di Bidang Pendidikan: Sabancı Üniversitesi

Salah satu contoh kampus berbasis wakaf modern di Turki adalah Universitas Sabancı. Universitas Sabancı (Turki: Sabancı Üniversitesi), didirikan pada tahun 1996, adalah universitas muda yang terletak di kampus seluas 1,26 juta meter persegi yang berjarak sekitar 40 km dari pusat kota Istanbul. Biaya kuliah untuk mahasiswa internasional tanpa beasiswa mencapai 21.500 USD per tahun atau sekitar Rp333 juta bila dikurs-kan ke rupiah. Namun, universitas ini menawarkan beasiswa penuh bagi mahasiswa berbakat, termasuk dari keluarga kurang mampu. Beasiswa mencakup biaya kuliah, asrama, hingga tunjangan hidup.

Selain Sabancı, Universitas Koç dan Universitas Bilkent juga menawarkan pendidikan berbasis wakaf dengan fokus pada pemberdayaan generasi muda melalui berbagai skema beasiswa. Model ini merefleksikan bagaimana wakaf terus menjadi solusi dalam mendukung akses pendidikan berkualitas.

Wakaf di Bidang Kesehatan: Rumah Sakit Haseki

Rumah Sakit Haseki, yang didirikan pada 1550-an oleh Hurrem Sultan, istri Sultan Suleiman, adalah salah satu contoh pengelolaan wakaf di bidang kesehatan. Rumah sakit ini awalnya melayani masyarakat miskin secara gratis, didukung oleh aset wakaf yang mencakup bangunan dan peralatan medis.

Saat ini, rumah sakit ini tetap menjadi salah satu pusat kesehatan utama di Istanbul. Biaya pengobatan di beberapa rumah sakit berbasis wakaf di Turki tergolong terjangkau, bahkan gratis bagi yang tidak mampu. Contoh ini menunjukkan bagaimana wakaf dapat mendukung layanan kesehatan berkelanjutan tanpa membebani masyarakat.

Penutup
Turki adalah bukti nyata bahwa pengelolaan wakaf yang profesional dan modern dapat memberikan dampak signifikan bagi masyarakat. Dari külliye pada masa Ottoman hingga universitas dan rumah sakit modern berbasis wakaf, sistem ini mencerminkan misi Islam dalam memberdayakan umat. Indonesia dapat belajar dari pengalaman Turki dengan mengadaptasi sistem wakaf produktif untuk mendukung pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial. Dengan pengelolaan yang tepat, wakaf bisa menjadi solusi untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan makmur.

Semoga bermanfaat. Barakallahu fiikum.*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

eighteen − 9 =