Update: Seribu Lebih Orang Dilaporkan Meninggal, Korban Gempa Maroko Terus Dicari

 Update: Seribu Lebih Orang Dilaporkan Meninggal, Korban Gempa Maroko Terus Dicari

Sejumlah warga membersihkan reruntuhan bangunan di kota sejarah Marrakech akibat gempa dahsyat di Maroko, Sabtu (9/9/2023).

Ini adalah gempa bumi paling mematikan di Maroko sejak 1960 ketika gempa tersebut diperkirakan menewaskan sedikitnya 12.000 orang, kata Survei Geologi AS.

Turki, tempat terjadinya gempa bumi dahsyat pada Februari yang menewaskan lebih dari 50.000 orang, menyatakan siap memberikan dukungan.

Aljazair, yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Maroko pada 2021 karena status politik Sahara Barat, menyatakan akan membuka wilayah udara demi penerbangan kemanusiaan dan medis ke Maroko.

“Gempa bumi dangkal biasanya lebih merusak,” kata Mohammad Kashani, Profesor Rekayasa Struktural dan Gempa Bumi pada Universitas Southampton.

Ia membandingkan kejadian setelahnya dengan citra dari Turki pada Februari: “Daerah ini penuh dengan bangunan tua dan bersejarah, yang sebagian besar terbuat dari batu. Struktur beton bertulang yang runtuh yang saya lihat… mungkin sudah tua atau di bawah standar.”

Di Marrakesh, beberapa rumah di kota tua yang padat penduduk itu roboh. Masyarakat menggunakan tangannya untuk membersihkan puing-puing sambil menunggu alat berat, kata warga Id Waaziz Hassan.

Warga ibu kota Rabat, sekitar 350 km utara Ighil, dan kota pesisir Imsouane yang berjarak sekitar 180 km ke arah barat, juga meninggalkan rumah mereka karena takut terjadinya gempa yang lebih kuat.

Di Casablanca, sekitar 250 km utara Ighil, orang-orang yang bermalam di jalanan terlalu takut untuk kembali ke rumahnya.

“Rumah berguncang dengan keras, semua orang ketakutan,” kata warga Mohamed Taqafi.

Sumber: Reuters

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 × three =