Unicef: Israel Bunuh 20.000 Anak di Gaza, Termasuk 1.000 Bayi

Seorang ibu di Gaza menangisi jenazah anaknya yang gugur akibat serangan Israel. [foto: Xinhua]
Gaza (Mediaislam.id) – Juru Bicara UNICEF, James Elder, menyatakan keterkejutannya terhadap diamnya dunia atas pembunuhan hampir 20.000 anak di Jalur Gaza, termasuk 1.000 bayi yang menjadi korban genosida Israel sejak agresi dimulai setahun lalu.
Elder mengungkapkan bahwa sepertiga kelahiran di Jalur Gaza kini terjadi secara prematur akibat kondisi perang dan blokade yang melumpuhkan layanan kesehatan. Ia menggambarkan situasi di rumah-rumah sakit Gaza sebagai “mimpi buruk kemanusiaan”, di mana bayi-bayi lahir tanpa akses pada inkubator dan alat perawatan dasar yang memadai.
“Larangan masuknya makanan, bahan bakar, dan inkubator telah memperburuk penderitaan anak-anak dan bayi baru lahir. Mereka bertarung untuk hidup di tengah kelaparan dan kegelapan,” tegas Elder dikutip dari Pusat Informasi Palestina, Kamis (9/10/2025).
Ia juga mengecam kebijakan militer Israel yang memerintahkan seluruh penduduk Kota Gaza, termasuk ribuan anak, untuk berpindah ke selatan, padahal wilayah tujuan tersebut juga tidak aman dari serangan udara.
“Penduduk Gaza utara tidak tahu harus ke mana. Daerah pengungsian tidak lagi aman,” ujarnya.
Elder menambahkan bahwa gelombang pengungsian yang terus berulang telah menimbulkan trauma mendalam dan kecemasan akut di kalangan anak-anak, banyak di antaranya kehilangan orang tua, rumah, dan sekolah.
“Semua orang tahu bahwa kebangkitan Gaza bergantung pada lahirnya generasi terdidik. Pendidikan adalah masa depan,” katanya penuh keprihatinan.
UNICEF kembali menyerukan gencatan senjata segera dan pembukaan akses kemanusiaan penuh ke Jalur Gaza, agar bantuan medis, pangan, dan perlindungan anak dapat disalurkan tanpa hambatan.
Selama lebih dari setahun, serangan brutal Israel telah menewaskan lebih dari 20.000 anak Palestina, melukai puluhan ribu lainnya, dan menghancurkan hampir seluruh infrastruktur pendidikan di wilayah tersebut. Dunia internasional kini kembali dihadapkan pada pertanyaan moral paling mendasar: sampai kapan anak-anak Palestina harus mati dalam diamnya dunia?
sumber: infopalestina