Umar bin Al-Khathab, Amirul Mukminin yang Dicintai Rakyatnya

Ilustrasi: Umar bin Khatab.
SETELAH Abu Bakar ra meninggal, Umar bin Khatab menggantikannya sebagai khalifah. Saat ia duduk di dalam masjid, seorang lelaki datang padanya.
Lelaki itu berkata, “Wahai Amirul Mukminin, bolehkah aku mendekat padamu? Aku ada keperluan.”
Umar menjawab, “Tidak!”
Lelaki itu berkata, “Kalau begitu aku akan pergi, dan Allah akan membuatku tak butuh lagi padamu,”
Lelaki itu pun berdiri hendak pergi. Umar memandanginya. Umar berdiri, dan menggamit baju si lelaki. “Apa keperluanmu?” tanya Umar.
Lelaki itu berkata, “Orang-orang membencimu. Mereka tak menyukaimu.” “Celaka engkau, mengapa begitu?” Lelaki itu berkata, “Karena mulut dan tongkatmu?”
Kemudian Umar menengadahkan tangannya ke langit. Dia berdoa, “Ya Allah, buatlah mereka cinta padaku, dan buatlah aku cinta pada mereka!”
Lelaki itu berkata, “Belum lagi Umar menurunkan tangannya, aku tidak menemukan orang di muka bumi yang kucintai melebihi cintaku pada Umar”
Penduduk Syam mendengar berita tentang sakitnya Abu Bakar, tetapi mereka terlambat menerima berita itu. Mereka berkata, “Kami takut khalifahnya Rasulullah telah meninggal, lalu kedudukannya digantikan oleh Umar. Jika Umar yang menjadi khalifah, maka kami tak akan memiliki teman. Kami berpandangan, sebaiknya Umar diturunkan dari jabatannya.”
Sebagian penduduk Syam lain berkata, “Kirimkanlah seseorang yang kau sukai cara pikirnya!”