Umar bin Abdul Aziz ra, Khalifah Rasyidin Kelima

Papan nama makam Umar bin Abdul Aziz.
Zaid bin Aslam meriwayatkan dari Anas, dia berkata: Saya tidak pernah melakukan shalat di belakang seorang imam pun yang hampir serupa shalatnya dengan shalat Rasulullah daripada anak muda ini (maksudnya Umar bin Abdul Aziz yang saat itu menjadi gubernur Madinah).
Zaid bin Aslam berkata: Dia sempurna dalam melakukan ruku’ dan sujud, dan meringankan saat berdiri dan duduk (Anas memiliki banyak jalur dalam meriwayatkan kisah ini, dan yang ini diriwayatkan oleh al-Baihaqi di dalam Sunannya).
Muhammad bin Ali bin al-Husein ditanya tentang Umar bin Abdul Aziz, dia berkata: Dia adalah orang terbaik di kalangan Bani Umayyah. Sesungguhnya dia akan dibangkitkan pada Hari Kiamat sendirian.
Maimun bin Mahran berkata: Para ulama di hadapan Umar bin Abdul Aziz adalah murid-muridnya.
Abu Nu’aim dengan sanad yang shahih meriwayatkan dari Rayyah bin Ubaidah dia berkata: Umar bin Abdul Aziz keluar untuk menunaikan shalat. Saya melihat ada seorang yang sangat tua bersandar ke tangannya. Saya katakan dalam hati: Sesungguhnya orang tua ini adalah seorang yang berhati gersang. Saat selesai shalat saya bertanya kepadanya, “Wahai Amirul Mukminin, semoga Allah memberkati anda.
Siapa kakek yang bersandar di tangan anda?”
Dia berkata, ‘Rayyah apakah engkau melihatnya?” Saya katakan, ‘Benar, saya melihatnya.’ Dia berkata, “Tidak salah dugaanku, engkau adalah seorang laki-laki yang saleh. Dia adalah saudaraku Khidhir (maksudnya Nabi Khidhir, red) dia datang untuk memberitahukan kepada saya bahwa saya akan memimpin umat ini dan akan berlaku adil terhadap mereka.”
Maymun bin Mahran juga meriwayatkan dari Abu Hasyim bahwa seorang laki-laki datang menemui Umar bin Abdul Aziz. Orang itu berkata, “Saya bermimpi melihat Rasulullah dalam tidurku. Dalam mimpi itu kulihat Abu Bakar ada di samping kanannya sedangkan Umar berada di samping kirinya. Tiba-tiba dua orang itu berselisih, sedangkan engkau berada di depan Rasulullah sedang duduk. Rasulullah berkata kepadamu, “Wahai Umar, jika kamu nanti menjadi penguasa, maka berbuatlah sebagaimana kedua orang ini berbuat.”
Umar meminta agar orang tersebut bersumpah dengan nama Allah bahwa dia memang benar-benar melihat dalam mimpinya hal tersebut. Orang itu kemudian bersumpah. Maka meledaklah tangisan Umar.
Umar dilantik sebagai khalifah berdasarkan wasiat tertulis Sulaiman. Dia dibaiat sebagai khalifah pada bulan Shafar tahun 99 H. Dia menjadi khalifah dalam jangka waktu dua tahun lima bulan sebagaimana masa kekhilafahan Abu Bakar ash-Shiddiq.
Di masa pemerintahannya ini dia telah memenuhi dunia dengan keadilan, mengembalikan semua harta yang diambil dengan cara yang tidak halal dan kejam. Dia telah melakukan banyak tradisi yang baik.
Tatkala namanya dinyatakan sebagai pengganti Sulaiman dia terkulai lemas dan berkata, “Demi Allah, sesungguhnya saya tidak pernah memohon perkara ini kepada Allah satu kali pun.” []