Topan Mocha Landa Muslim Rohingya, Ratusan Orang Tewas

 Topan Mocha Landa Muslim Rohingya, Ratusan Orang Tewas

Seorang ibu etnis Rohingya berdiri di atas atap rumahnya yang hancur karena topan Mocha, Selasa, 16 Mei 2023. [AFP]

Jakarta (MediaIslam.id) – Topan Mocha yang melanda pada akhir pekan telah menewaskan banyak Muslim Rohingya di Myanmar, menurut para warga, organisasi pemberi bantuan dan sebuah kanal media pada Selasa.

Negara Bagian Rakhine di Myanmar menjadi titik dengan kerusakan terberat akibat badai tropis tersebut yang terjadi pada Ahad (14/5). Badai dengan kecepatan angin mencapai 210 kilometer per jam itu telah merusak atap-atap rumah.

Organisasi pemberi bantuan non-pemerintah, Partners, mengutip sumber di lapangan, mengatakan di Twitter bahwa ada banyak orang yang tewas dan luka-luka.

Reuters tidak dapat memverifikasi jumlah korban akibat badai tersebut. Namun, media pemerintah Myanmar pada Senin melaporkan ada sebanyak tiga orang tewas.

“Kami meningkatkan upaya responsif kami untuk memberikan pasokan bantuan penting seperti beras dan terpal kepada komunitas Rohingya yang terkena dampak Topan Mocha semampu kami,” kata Partners dalam unggahannya di Twitter.

Wilayah Myanmar barat adalah rumah bagi ratusan ribu Rohingya, salah satu kaum minoritas teraniaya yang ditolak dan tidak diakui sebagai warga negara oleh pemerintah Myanmar.

Portal berita Myanmar Now mengatakan ada sebanyak 22 Rohingya yang tewas akibat badai tersebut, mengutip para warga.

Media pemerintah Myanmar pada Selasa tidak menyebutkan jumlah korban, tetapi mengatakan pemimpin junta Min Aung Hlaing telah mengunjungi Sittwe, ibu kota Negara Bagian Rakhine, untuk menaksir kerusakan, menyalurkan uang dan memberikan instruksi tanggapan.

Sebelum badai melanda pada Minggu, sekitar 400.000 orang di Myanmar dan Bangladesh telah dievakuasi.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan sekitar 6 juta orang di kawasan itu membutuhkan bantuan kemanusiaan sebelum badai terjadi, termasuk di antaranya 1,2 juta orang yang terlantar akibat konflik etnis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

nine − five =