Tolak Usulan Relokasi Warga Gaza, JATTI: Itu Upaya Licik Usir Penduduk Palestina

KH Muhyiddin Junaidi di Reuni 212
Jakarta (Mediaislam.id) – Ketua Pembina Jaringan Alumni Timur Tengah (JATTI) KH Muhyiddin Junaidi menolak rencana dari tim Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk merelokasi dua juta penduduk Gaza ke Indonesia.
“Usul penasehat khusus Donald Trump untuk merelokasi dua juta warga Gaza ke Indonesia selama rekontruksi pembangunan yang 60% hancur di bom Israhell patut dicurigai sebagai upaya untuk mengusir mereka dari tanah kelahirannya di Gaza,” ujar Kiai Muhyiddin dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/1/2025).
Seharusnya, kata Kiai Muhyiddin, mereka direlokasi ke wilayah lain di daerah Gaza yang masih kosong sehingga mereka masih tetap berkontribusi bagi pembangunan negaranya dan pasti mendapatkan pekerjaan untuk membangun proyek infrastruktur tersebut. Dengan demikian semangat nasionalisme bahkan semakin bisa diperkokoh.
“Sebaliknya wilayah mereka yang sudah dicaplok dan dijadikan pemukiman Yahudi dari mancanegara dikembalikan sesuai dengan hukum International. Adalah Israel dan Amerika serta sekutunya berkewajiban membangun kembali semua bangunan yang dihancurkan secara sengaja,” jelasnya.
Oleh karena itu, usulan relokasi mereka ke luar Gaza harus ditolak demi kesatuan dan persatuan rakyat Gaza. “Relokasi itu artinya dengan mudah memberikan akses kepada Israhell dan sekutunya menguasai Gaza dengan cara yang paling licik dan biadab,” kata Kiai Muhyiddin.
“Bahkan seandainya warga Gaza setuju relokasi sementara dengan syarat super ketat, bisa dilakukan ke Iran, Saudi Arabia, Mesir dan negara arab lainnya. Akan tetapi, Amerika tak menyarankan Warga Gaza direlokasi ke Iran, Iraq dan Yaman, karena khawatir mereka akan semakin solid dan kokoh melawan kebiadaban Israhell. Negara negara tersebut adalah proxy anti perlawanan terhadap Zionis,” tambahnya.
Mantan Wakil Ketua Umum MUI itu mengatakan, warga Gaza dikenal sebagai petarung sejati yang telah memenangkan perang dahsyat melawan para penjajah dunia. Mereka terbukti sabar, gigih dan punya semangat tinggi melawan kezaliman negara maju. Masa rekonstruksi bangunan yang hancur bisa dilakukan dengan menggandeng para pengembang dari negara Islam seperti Indonesia, Turki dan lainnya.
Menurut Kiai Muhyiddin, saat ini adalah momentum terbaik bagi bangsa Arab untuk menunjukan solidaritas nyata membangun kembali infrastruktur yang hancur di Gaza. Ia pun mengingatkan untuk melupakan perbedaan platform politik dan mazahib, mengutamakan nilai kemanusiaan, kesatuan dan persatuan.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengatakan, seharusnya PBB secara resmi mengakui kemerdekaan Palestina sesuai dengan resolusi yang disepakati lembaga dunia tersebut. “Semoga Palestina segera meraih kemerdekaan dalam waktu dekat,” tandasnya. [ ]