Tiga Kondisi Turunnya Wahyu kepada Rasulullah Saw

 Tiga Kondisi Turunnya Wahyu kepada Rasulullah Saw

Ilustrasi: Membaca Al-Qur’an. [foto: pixabay.com]

Allah SWT telah berbicara kepada Musa as dari balik pohon:

فَلَمَّآ اَتٰىهَا نُوْدِيَ مِنْ شَاطِئِ الْوَادِ الْاَيْمَنِ فِى الْبُقْعَةِ الْمُبٰرَكَةِ مِنَ الشَّجَرَةِ اَنْ يّٰمُوْسٰىٓ اِنِّيْٓ اَنَا اللّٰهُ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ ۙ

Maka, ketika dia (Musa) mendatangi (api) itu, dia dipanggil dari pinggir lembah di sebelah kanan (Musa) dari (arah) pohon di sebidang tanah yang diberkahi. “Wahai Musa, sesungguhnya Aku adalah Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-Qashash: 30)

فَلَمَّآ اَتٰىهَا نُوْدِيَ يٰمُوْسٰٓى ۙ اِنِّيْٓ اَنَا۠ رَبُّكَ فَاخْلَعْ نَعْلَيْكَۚ اِنَّكَ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى ۗ وَاَنَا اخْتَرْتُكَ فَاسْتَمِعْ لِمَا يُوْحٰى

Ketika mendatanginya (tempat api), dia (Musa) dipanggil, “Wahai Musa. Sesungguhnya Aku adalah Tuhanmu. Lepaskanlah kedua terompahmu karena sesungguhnya engkau berada di lembah yang suci, yaitu Tuwa. Aku telah memilihmu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). (QS. Thaha: 11-13)

Keadaan seperti ini belum pernah dialami oleh Rasulullah Saw kecuali satu kali saja, yang diisyaratkan oleh ayat pada surat an-Najm:

عَلَّمَهٗ شَدِيْدُ الْقُوٰىۙ ذُوْ مِرَّةٍۗ فَاسْتَوٰىۙ وَهُوَ بِالْاُفُقِ الْاَعْلٰىۗ ثُمَّ دَنَا فَتَدَلّٰىۙ فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ اَوْ اَدْنٰىۚ فَاَوْحٰىٓ اِلٰى عَبْدِهٖ مَآ اَوْحٰىۗ

“Yang diajarkan kepadanya oleh (malaikat) yang sangat kuat (Jibril) lagi mempunyai keteguhan. Lalu, ia (Jibril) menampakkan diri dengan rupa yang asli ketika dia berada di ufuk yang tinggi. Dia kemudian mendekat (kepada Nabi Muhammad), lalu bertambah dekat, sehingga jaraknya (sekitar) dua busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu, dia (Jibril) menyampaikan wahyu kepada hamba-Nya (Nabi Muhammad) apa yang Dia wahyukan.” (QS. An-Najm: 5-10)

Kondisi Ketiga: “atau dengan mengirim utusan (malaikat) lalu mewahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki.”

Kondisi ini adalah yang paling sering terjadi, dimana Allah mengirim Jibril as dalam:

نَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْاَمِيْنُ ۙ عَلٰى قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُنْذِرِيْنَ ۙ بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِيْنٍ ۗ

“Ia (Al-Qur’an) dibawa turun oleh Ruhulamin (Jibril). (Diturunkan) ke dalam hatimu (Nabi Muhammad) agar engkau menjadi salah seorang pemberi peringatan. (Diturunkan) dengan bahasa Arab yang jelas.” (QS. As-Syu’ara: 193-195)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

7 − 7 =