Tiga Kondisi Turunnya Wahyu kepada Rasulullah Saw

 Tiga Kondisi Turunnya Wahyu kepada Rasulullah Saw

Ilustrasi: Membaca Al-Qur’an. [foto: pixabay.com]

وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّكَلِّمَهُ اللّٰهُ اِلَّا وَحْيًا اَوْ مِنْ وَّرَاۤئِ حِجَابٍ اَوْ يُرْسِلَ رَسُوْلًا فَيُوْحِيَ بِاِذْنِهٖ مَا يَشَاۤءُ ۗاِنَّهٗ عَلِيٌّ حَكِيْمٌ

“Tidak mungkin bagi seorang manusia untuk diajak berbicara langsung oleh Allah, kecuali dengan (perantaraan) wahyu, dari belakang tabir, atau dengan mengirim utusan (malaikat) lalu mewahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Mahatinggi lagi Mahabijaksana.” (QS. As-Syura: 51)

Berdasarkan ayat di atas, menurut Dr. Muhammad Ali al-Hasan dalam bukunya “Al Manar fi Ulumil Qur’an”, kita dapat mengetahui ada tiga kondisi wahyu diturunkan kepada Rasulullah Saw. “Wahyu diturunkan tanpa keluar dari tiga kondisi tersebut,” kata Ali al-Hasan.

Kondisi pertama: “Tidak mungkin bagi seorang manusia untuk diajak berbicara langsung oleh Allah, kecuali dengan (perantaraan) wahyu.”

Rasulullah Saw menerima kalamullah melalui ilham dalam keadaan terjaga, dan wahyu disampaikan ke dalam pikiran Rasulullah Saw sehingga beliau menyadarinya. Ini disebutkan dalam hadits yang mulia:

“Sesungguhnya Ruhul Quds (Jibril) telah membisikkan ke dalam pikiranku bahwa seseorang tidak akan mati sebelum terpenuhi rezekinya, maka bertakwalah kalian kepada Allah dan perbaguslah cara mencari (rezeki).” (HR Bukhari dan Muslim)

Di antara bentuk dari kondisi ini adalah bahwa Rasulullah Saw bermimpi dalam tidurnya, seperti yang diberitakan oleh Ummul Mukminin Aisyah ra yang berkata: “Wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah melalui mimpi yang benar yang datang dalam tidur, dan beliau tidak melihat mimpi itu kecuali datang seperti fajar subuh.” (HR Bukhari dan Muslim)

Kondisi kedua: “dari belakang tabir.”

Allah SWT berbicara dengan Rasulullah Saw dari balik tabir. Hal ini juga terjadi pada Nabi Musa as.

وَكَلَّمَ اللّٰهُ مُوْسٰى تَكْلِيْمًاۚ

“Allah telah benar-benar berbicara kepada Musa (secara langsung)”. (QS. An-Nisa: 187)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 × five =