Tiga Karakter Busana Rasulullah Saw

 Tiga Karakter Busana Rasulullah Saw

Kaligrafi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam.

Dalam hal ini Ibnul Qayyim dalam kitab Zaadul Ma’ad berkata. “Ada orang yang menyangka bahwa pakaian itu berwarna merah polos yang tidak bergaris warna selainnya. Padahal baju merah tersebut adalah dua pakaian buatan Yaman yang ditenun dengan garis merah dan hitam, seperti pakaian Yaman lainnya. Pakaian tersebut dikenal dengan nama ini karena di dalamnya terdapat garis-garis warna merah.”

Ketiga: Tidak dipandang buruk oleh masyarakat. Beliau kadang-kadang memakai peci di kepalanya tanpa sorban, memakai sorban tanpa peci, memakai sorban di atas pecinya, dan sorban tanpa dzu’abah (kuncung).

Akan tetapi, beliau juga sering memakai sorban yang berkuncung. Jika memakai sorban berkuncung maka beliau membiarkan kuncungnya di antara dua bahunya.

Beliau memakai kemeja yang ukurannya sampai pergelangan, memakai jubah, dan memakai pakaian luar, dan memakai hullah (yakni kain pinggang/kain penutup yang berwarna kemerahan).

Yang jelas, semua pakaian ini merupakan pakaian yang biasa dipakai oleh masyarakat yang didiami Rasulullah Saw sehingga tidak tampak celaan masyarakat terhadapnya.

Juga tampak jelas, bahwa Rasulullah Saw tidak menetapkan model khusus yang disukainya: tiada lain untuk merealisasikan persamaan (al-musawah) yang dengannya Allah SWT mengutus beliau.

Karena itulah, ketika ada seseorang yang masuk, sedangkan Rasulullah Saw berada di antara sahabatnya, maka orang tersebut tidak mengenalinya dan ia akan berkata. “Manakah orangnya yang bernama Muhammad itu?.” Subhanallah. [SR]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

three × three =